JAKARTA (UNAS) – Pendampingan sosial hadir sebagai agen perubahan yang turut terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat serta bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan agar lebih baik dari keadaan sebelumnya. Perbaikan diantaranya meliputi kehidupan sosial ekonomi, pendidikan, memobilisasi sumber daya masyarakat setempat, memecahkan masalah sosial, menciptakan atau membuka akses bagi pemenuhan kebutuhan, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan dengan konteks pemberdayaan masyarakat.
Sebagai wujud pembangunan dalam peningkatan kapasitas masyarakat desa Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) bersama dengan Pusat Pengkajian Politik dan Pengembangan Masyarakat (P4M) Universitas Nasional mengadakan forum diskusi riset dan pengabdian kepada masyarakat bertempat di Ruang Seminar Lantai tiga Universitas nasional dihadiri oleh para Dekan dan para Dosen.
“Kami mulai dari 2015, sekarang proses penyelesaian dan Insyallah medio februari akan diresmikan oleh Universitas Nasional dan sesuai dengan visi dan misi P4M kami melakukan pendampingan kepada masyarakat didesa Cibadak dalam hal memberikan pendidikan politik, memberdayakan masyarakat, meningkatkan partisipasi masyarakat yang kedua bertujuan mewujudkan daerah binaan Universitas Nasional dan terakhir semua institusi dibawah nama Unas bisa memanfaatkan daerah yang sudah kami teliti dengan menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dikampus ditularkan kepada masyarakat baik itu pertanian, kesehatan, biologi dan lain-lain. Lanjutnya, disana banyak yang bisa dikembangkan dan diteliti,” Ujar Dr. Diana Fawzia, M.A. di ruang P4M, Jakarta, Kamis (11/1/2018).
Berbicara mengenai desa Cibadak Diana mengatakan pemilihan desa yang akan didampingi melalui diskusi dengan pimpinan desa. “kita mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah desa, mengadakan Focus Group Discussion (FGD) guna mengidentifikasi permasalahan desa dan kami memilih desa cibadak karna berbagai faktor diantaranya angka kemiskinan tinggi, pendidikan yang kurang, kebutuhan sarana air bersih belum terpenuhi dan tingkat pernikahan dini yang tinggi,”imbuhnya.
Diana kemudian menuturkan awalnya P4M bertujuan untuk memberikan pendidikan politik karna undang-undang pemerintah desa sudah masuk dan masyarakat masih sulit memahami undang-undang tersebut. Namun terkendala oleh sarana air bersih yang belum terpenuhi. Tambahnya, masyarakat desa Cibadak lebih membutuhkan sarana air untuk kebutuhan.
Ia menjelaskan, program pembangunan desa terbagi menjadi dua tahap, tahap pertama yaitu pembangunan sarana air, yang kedua pembentukan peraturan desa tentang pengelolaan sarana air bersih.
Disinggung mengenai kemungkinan mahasiswa bisa terjun ke desa Cibadak, beliau menuturkan sangat menginginkan mahasiswa bisa melakukan KKN didesa Cibadak karna dengan begitu mahasiswa dapat mengetahui keadaan masyarakat desa, berbagi ilmu sehingga mahasiswa mendapat pelajaran berharga dan mengharapkan institusi dibawah unas bisa meneliti disana.
Di akhir wawancara dosen Imu Politik itu mengungkapkan harapannya untuk Universitas Nasional dan desa Cibadak, “Saya berharap fakultas, pusat kajian, maupun kajian ilmu bisa melakukan penyuluhan atau penelitian, karena kami dari P4M sudah membuka akses dan menambah daftar desa binaan untuk UNAS serta menggandeng mitra sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, lalu harapan untuk desa cibadak kami berharap bisa menjadi pionir, melakukan sharing pengalaman kepada desa-desa lain termasuk tidak pasif lagi dan mau bersinergi dengan pemerintah desa mengenai masalah-masalah yang dialami desa tersebut,” tutupnya. (*DMS)
Bagikan :