Jakarta (UNAS) – Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan daya saing mahasiswa, Badan Pengembangan Profesi (BP-PRO) UNAS bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan Kerja Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia (ASTTI) dan Lembaga Profesi Tenaga Teknik Indonesia (LSP TTI), menyelenggarakan pelatihan dan uji kompetensi ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) umum serta ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Konstruksi. Produk dari kegiatan pelatihan dan uji kompetensi ini peserta akan memperoleh keahlian spesifik yang ditandai dengan sertifikat pelatihan serta sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai maka program ini harus terlaksana secara sistematis dan terencana sehingga menghasilkan tenaga kerja yang maksimal dan optimal,” ujar Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan, dan SDM Dr. Eko Sugiyanto, M.Si. di Aula blok 1 lantai 4 UNAS, Selasa (14/8).
Eko mengungkapkan, saat ini dunia kerja tidak sekedar menilai dari indeks prestasi kumulatif
(IPK) tetapi dilihat dari aspek pelatihan dan uji kompetensi dalam bidang tertentu. Oleh karena itu, UNAS mengadakan uji kompetensi dalam bidang K3 sebagai bekal bagi mahasiswa menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif.
“Harapan kami agar para lulusan UNAS maupun mahasiswanya yang di uji dapat bersaing di dunia kerja dan menjadi motor dalam dunia kerja, mudah-mudahan mahasiswa dapat mengikuti acara ini secara tertib dan hasilnya dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun dunia kerja,” ucap Eko.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Profesi Dr. H. Adjat Darajat, M.Si mengatakan UNAS yang telah menganut sistem Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) mewajibkan para mahasiswa nya memiliki Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) yang dapat menunjang mahasiswa dalam persaingan dunia kerja. Maka dari itu, adjat menganggap kegiatan sertifikasi ini sangat bermanfaat sebagai menumbuh kembangkan potensi mahasiswa serta memenuhi surat pendamping ijazah.
“Hal tersebut sangat bermanfaat disamping untuk melengkapi surat keterangan pendamping ijazah, juga sebagai nilai tambah untuk memenuhi lowongan pekerjaan sebagai pengelola K3 di perusahaan. Dan kegiatan ini diharapkan memicu mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi nya dengan sertifikasi,” kata Mantan Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi itu.
Ditemui di sela-sela acara, Ketua Umum Lembaga Diklat Profesi Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia (LDP ASTTI) H. Tb. Edie Trisna Rustama, S.E., M.M., M.B.A. menyatakan, setiap perusahaan wajib melaksanakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi tenaga kerja dan sarana produksi. Untuk itu, kata Edie, perusahaan memerlukan tenaga-tenaga K3 yang profesional dan kompeten dalam mengembangkan, mengkoordinir, memfasilitasi, serta melaksanakan program-program K3 dalam perusahaan.
Ia menambahkan, perlunya pembinaan dan pengembangan kompetensi sumberdaya manusia K3 untuk berbagai bidang keahlian sehingga para calon tenaga kerja dapat mengetahui kompetensi dalam melakukan identifikasi risiko, bahaya, dan pengendaliannya. “Sehingga di harapkan setiap perusahaan memiliki tenaga kerja yang kompeten dibidang K3 dan mampu menerapkan program K3 sebagai bagian terpadu dalam setiap kegiatan operasional,” tutur Edie.
Dalam acara ini turut hadir Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr. Drs. Zainul Djumadin, M.Si., serta Dekan Fakultas Teknik dan Sains Basori, S.T., M.T. (*DMS)
Bagikan :