Jakarta (UNAS) – Profesor Chuo University, Tokyo, Jepang Prof. Dr. Hisanori Kato mengatakan bahwa agama Islam sangat menghormati dan menghargai kerukunan dalam beragama. Hal tersebut disampaikannya saat ditemui usai kuliah umum yang diadakan oleh program studi sastra jepang di Aula Blok 1 Universitas Nasional (UNAS), Rabu, (26/12).
“Agama Islam sangat menghormati dan menghargai kerukunan dalam beragama, karena itu sangat penting bagi setiap muslim menjaga kerukunan dengan agama lain apalagi di Indonesia memiliki agama yang beragam,” ujar Prof. Kato.
Dalam kesempatan tersebut, Ia juga menyampaikan bahwa orang Jepang harus belajar lebih banyak tentang Islam sehingga dapat memahami budaya dan pola pikir orang Islam. Hal tersebut, lanjutnya, di dasari banyaknya masyarakat Jepang yang melakukan bunuh diri serta rendahnya masyarakat Jepang yang memiliki agama.
“Sebagian masyarakat di Jepang belum paham tentang Islam dan masih dianggap agama yang asing. Saya kira masyarakat jepang harus mencoba mempelajari agama Islam lebih dalam sehingga tidak ada kesalahpahaman,” katanya.
Ia pun mengagumi keIslaman Indonesia yang sangat taat dan dapat memahami ajaran agama Islam yang sesungguhnya sehingga dapat dijadikan contoh bagi bangsa lain. “Islam di Indonesia bisa mencontohkan sesuatu yang baik kepada dunia,” pungkasnya.
Prof. Kato mengatakan demikian karena telah melakukan sejumlah penelitian tentang seluk-beluk Islam di Indonesia selama lebih dari satu dekade, yang berisi hasil wawancara dan analisis dari pendapat sejumlah tokoh Islam dari berbagai aliran. Ia juga mengeluarkan sejumlah buku yang sudah dibuat dalam bahasa Indonesia adalah Agama dan Peradaban serta Islam di mata orang Jepang.
Terkait dengan tindakan terorisme yang sering dikaitkan dengan Islam, Kato mengatakan bahwa banyak hal yang menyebabkan tindakan radikal seperti masalah politik, ekonomi, maupun masalah lainnya. “Dalam ajaran islam sangat tidak meyetujui adanya tindakan kekerasan, Saya kira islam di Indonesia sangat ramah dan tidak mungkin Islam mendukung radikalisme atau memakai kekerasan untuk mewujudkan sesuatu,” ucap Pria berumur 54 tahun itu.
Prof. Dr. Hisanori Kato datang pertama kali ke Indonesia tahun 1991 saat menjadi pengajar di Jakarta International School sampai tahun 1994. Ia melanjutkan studi master dan doktor nya di Sydney University tahun 2004 sampai April 2000. Kemudian, tahun 2004 sampai 2009 Ia menjadi Dosen tamu di UNAS. Saat ini kehidupannya kembali normal sebagai orang Jepang sejak April 2009 dan kembali bekerja di Jepang sebagai tenaga pengajar di Chua University, Tokyo sejak April 2015. (*DMS)
Bagikan :