JAKARTA (UNAS) – Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional (UNAS) kembali melahirkan doktor dalam bidang Ilmu Politik, Habib, dengan meraih predikat sangat memuaskan ,pada Kamis (14/03) di Menara UNAS Ragunan Jakarta. Dalam sidang tersebut, ia mempresentasikan disertasinya dengan judul “Peran Politik Ulama dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017”.
Dalam penjelasannya, Habib mengatakan bahwa peran politik ulama telah menjadi perhatian dunia pada saat pemilihan kepala daerah DKI Jakarta tahun 2017. Banyak peristiwa penting dan luar biasa yang menjadi perhatian dimata dunia.
“Saat pilkada, Jakarta menjadi perhatian publik karena banyak peristiwa penting saat itu, salah satunya ialah kasus penistaan agama di pulau seribu. Sehingga para ulama melakukan berbagai action, melakukan konsolidasi, deklarasi, dan penguatan-penguatan lainnya sehingga melahirkan politik identitas,” jelasnya.
Dalam penelitiannya itu, ia mengungkapkan ada beberapa temuan yang menjadi perhatian dalam peran politik ulama guna memenangkan pasangan calon yang mereka dukung.
“Dalam konteks memberikan dukungan kepada pasangan calon, ulama melakukan peran politik deklarasi, konsolidasi, penggerakan mobilisasi massa, fasilitator, serta pengawal fatwa dan isu ulama,” ungkapnya.
Menurutnya, akibat dari “penistaan agama dan ulama” oleh calon gubernur non-muslim di kepulauan seribu tersebut, para ulama telah melakukan kesepakatan dan komitmen untuk memenangkan calon gubernur yang beragama Islam.
“Padahal ada juga ulama yang mendukung calon non-muslim dikarenakan memiliki argumen bahwa memilih pemimpin itu tidak harus berdasarkan agama, tetapi dilihat dari kinerjanya. Dan yang terpenting adalah pemimpin tersebut amanah dan jujur,” tambahnya.
Lebih lanjut Habib menceritakan” adanya perbedaan argumen dikalangan ulama, membawa dampak meningkatnya partisipasi pemilih dalam ajang pemilihan gubernur provinsi DKI Jakarta pada tahun 2017.
Ditemui usai sidang, Ayah dari Hania Balqis, Hana Bilqis, dan Himmatul Aliyah ini berharap dapat mengamalkan ilmunya kepada peserta didik dan bisa terus eksis di tengah-tengah masyarakat. “Saya harap setelah lulus ini ilmu saya bisa berguna bagi mahasiswa, dan juga bisa memotivasi anak-anak saya untuk terus melanjutkan pendidikannya hingga mengikuti jejak ayahnya, terus dan terus mencari Ilmu,” katanya.
Habib merupakan doktor ke-11 yang berhasil lulus dari Sekolah Pascasarjana UNAS. Teman seperjuangan Habib, Dr. Dumiri mengungkapkan bahwa Habib merupakan sosok yang aktif dalam belajar, dan selalu menyempatkan waktunya datang berkuliah dan berkomunikasi dengan teman-temannya ditengah-tengah kesibukannya di kantor.
“Kami teman-teman sekelas Habib juga mendorong beliau untuk dapat menyelesaikan program doktoral nya itu. Dan saya sangat mengapresiasi sekali kerja keras beliau,” tutur pria yang bekerja di Kesbangpol Jakarta Selatan.
Ditemui usai sidang, Istri Habib, Kurnialis Sussianingsih mengatakan bahwa suami nya itu merupakan sosok yang pekerja keras dan memiliki tekad yang besar setiap mau mencapai tujuannya. “Ayah sosok yang pekerja keras, dan saya harap Ayah bisa suskes dunia akhirat,” harapnya.
Sidang ini dihadiri oleh promotor dan penguji diantaranya Prof. Dr. Kausar AS, M.Si, Dr. Ramlan Siregar, M.Si. Direktur Sekolah Pascasarjana, Prof. Dr. Maswadi Rauf , Koordinator Program Doktor Ilmu Politik, Dr. TB. Massa Djafar, dan Wakil Rektor Bidang Administrasi, Keuangan, dan SDM, Prof. Dr. Eko Sugiyanto, M.Si.(#NIS)
Bagikan :