Jakarta (UNAS) – Dalam era kemajuan teknologi saat ini, Media memiliki peran yang sangat penting dalam menyampaikan informasi secara mendalam tak terkecuali dalam sektor pariwisata. Pemanfaatan media sosial harus di maksimalkan guna mempromosikan objek wisata yang dibutuhkan oleh turis domestik maupun mancanegara. Oleh karena itu, melalui dialog pariwisata yang di inisiasi oleh Himpunan mahasiswa pariwisata (Himapar) mengajak mahasiswa memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan pariwisata di Indonesia.
Turut hadir dalam dialog ini, Dekan Fakultas Ekonomi Dr. Suryono Efendi, SE.,M.M., Wakil Dekan Herry Krisnandi, SE., M.M., Ketua Program Studi Pariwisata Rizki Nurul Nugraha, S.S.T.Par., M.Par, dan menghadirkan pembicara yaitu Sekretaris Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Dr. Haryadi Darmawan, M.M., Travel Consultant PT. Tara Tour and Travel Lailatul Tiovanni, @catatanbackpacker travel blogger Ashari Yudha.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ekonomi Dr. Suryono Efendi, SE.,M.M., menuturkan bahwa Industri pariwisata menjadi tumpuan negara karena menjadi sektor pemasukan devisa . Namun, kata Suryono, Industri pariwisata di Indonesia belum dimaksimalkan. “Sehingga ini menjadi tugas kita bersama khususnya mahasiswa pariwisata untuk memaksimalkan potensi pariwisata di Indonesia. UNAS sebagai salah satu perguruan tinggi turut berkontribusi dalam dunia pariwisata dengan mendirikan prodi pariwisata,” kata Suryono pada Dialog Pariwisata di Aula blok 1 lantai 4 Universitas Nasional, Selasa (25/6).
Suryono pun berharap, mahasiswa dapat membekali diri dengan ilmu yang didapat di bangku kuliah. “Saya yakin ke depan industri pariwisata sangat berkembang pesat dan sangat membutuhkan tenaga ahli di bidang pariwisata. Maka dari itu, yang dilakukan sekarang oleh mahasiswa adalah memperbayak ilmu sehingga pada saat lulus memiliki tenaga yang kompeten dan dibutuhkan industri,” ungkapnya
Sementara dalam paparannya, Sekretaris Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Dr. Haryadi Darmawan, M.M. mengatakan kunci pertumbuhan pariwisata dapat meningkat yaitu wisata yang dari desa. Menurutnya, saat ini baik turis domestik maupun mancanegara datang ke Indonesia mencari suasana pedesaan yang asri. “Wisata pedesaan masuk 60% portofolio, dimana mancanegara datang ke Indonesia melihat budayanya. Dan wisata atau tempat yang paling tinggi diminati yaitu dua wilayah perkotaan dan pedesaan,” ujar Haryadi.
Ia menjelaskan bahwa desa wisata merupakan tulang punggung ekonomi, oleh karena itu institusi pendidikan berperan penting untuk mengidentifikasi potensi desa tersebut. “Jadi kalau kita mau mendukung pemerintah untuk meningkatkan pariwisata Indonesia yaitu dimulai membangun pariwisata dari desa,” papar Haryadi. Peran akademisi, lanjutnya, selain membantu menggali potensi suatu desa, hal lain yang dapat dilakukan ialah menggunakan media sosial untuk membangun pariwisata dengan mengabadikan moment atau sesuatu yang kreatif dan konsisten.
“Generasi millenial pasti lebih hebat dalam menggunakan media sosial, oleh karena itu, gunakan media sosial untuk membantu pariwisata desa,” ungkapnya. Pada kesempatan yang sama, travel blogger @catatanbackpacker Ashari Yudha, menyatakan media digital dapat menumbuhkan daya tarik pariwisata akibat adanya akses informasi yang mudah diperoleh sehingga objek wisata yang terpendam menjadi dikenal dunia. “Buatlah konten yang menarik dan kreatif baik itu foto, video, maupun tulisan dari tempat yang kalian kunjungi sebab itu dapat meningkatkan minat warga wisatawan untuk datang ke Indonesia,” ucap Yudha. (*DMS)
Bagikan :