Jakarta (UNAS) – Terosime dan narkoba merupakan masalah yang kian mengkhawatirkan bagi Indonesia. Apalagi saat ini, permasalahan tersebut menyasar kepada generasi muda sebagai penerus bangsa. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembinaan dini untuk mencegah agar para generasi muda tidak terpengaruh terorisme dan narkoba.
Melalui kerjasama Universitas Nasional dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta diharapkan para generasi muda khususnya mahasiswa dapat melakukan pencegahan dini terhadap bahaya terorisme dan narkoba. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta Drs. Taufan Bakri mengatakan deteksi dini perlu diperkenalkan kepada mahasiswa ditengah maraknya masalah terorisme dan narkoba yang menyasar kepada generasi muda.
“Kami melakukan kegiatan seminar untuk memperkenalkan deteksi dini kepada para mahasiswa khususnya dari Universitas Nasional. Tujuan dari kegiatan ini memberikan informasi sedini mungkin kepada mahasiswa tentang bagaimana kita mencegah dini dan menginformasikan tentang bahaya terorisme kemudian bagaimana kita mecegah dini dari bahaya narkoba,” kata Taufan pada seminar peningkatan pemahaman sistem deteksi dini di Swiss-Belresidences Kalibata, Kamis (29/8).
Ia menjelaskan, bahwa terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam mendeteksi dini bahaya terorisme dan narkoba. “Bagaimana anak didik ini memahami bahaya zat adiktif yang bisa merusak lingkungan kampus atau bisa merusak daya pemikiran mahasiswa sehingga menjadi sampah bagi kehidupan bangsa selanjutnya. Kedua, memperkenalkan simbol simbol terorisme yang dilakukan ataupun perekrutan oleh NII (Negara Islam Indonesia) serta yang lainnya. Dan ketiga adalah bagaimana deteksi dini dilakukan dengan melibatkan para mahasiswa tentang peraturan 1X24 jam tamu wajib lapor,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bagian Umum Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta Agus Sutanto S.E., M.Si. mengungkapkan deteksi dini perlu ditingkatkan terhadap generasi muda saat ini dengan memberikan informasi akan bahaya narkoba. Menurutnya, pengguna Narkoba untuk tahap awal dimulai dari usia-usia aktif sekolah.
“Deteksi dini terhadap bahaya narkoba merupakan masalah kita bersama terutama di lingkungan generasi muda khususnya di lingkungan kampus, sehingga didalamnya perlu dibina dan perlu mendapatkan pencerahan tentang narkoba. Karena sindikat maupun bandar tengah menyasar anak anak usia produktif dimana mereka tengah duduk dibangku sekolah maupun duduk di bangku kuliah,” ujar Agus.
Sementara, salah satu mahasiswa yang mengikuti seminar Agnes Fara Savira menuturkan merasa senang dapat mengikuti seminar ini. “Banyak manfaat yang saya dapatkan dari seminar ini, seperti saya jadi lebih paham apa itu deteksi dini dan bagaimana menerapkannya di diri sendiri maupun di lingkungan sekitar,” ucap mahasiswi Fisip UNAS angkatan 2017 itu (*DMS)
Bagikan :