Ditutupnya Hotel Alexis bukanlah berita baru bagi segenap orang, namun jika kasus Alexis ini menjadi disertasi S3 Ilmu Politik ini baru. Pada Kamis 26 Desember 2019 menjadi hari bersejarah bagi Eddy Guridno yang telah mendapat gelar Doktor di Universitas Nasional. Pada Disertasi yang disajikan olehnya adalah “Dinamika Politik dan Konflik Kepentingan Dlam Penerapan Kebijakan pemerintah di DKI Jakarta periode 2017-2018”, hal yang menarik dari disertasi ini adalah mengakat kembali tentang kasus penutupan Alexis yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta.
Dari disertasi yang dipaparkan oleh Eddy jelas bahwa penutupan tempat Alexis ini berkaitan dengan kepentingan politik, sebab waktu pilkada DKI Jakarta Anis-Sandi memberikan janji akan menutup Alexis. “Penutupan Alexis adalah pemenuhan janji semata, janji politik yang harus mereka lakukan”, ucap Eddy saat sidang S3. Dalam sidang S3 Eddy juga membahas 2 teori yang di pakai yaitu teori Franks F dan teori Konflik Politik Oleh Maswadi Rauf. Kedua teori itu dipaparkan oleh Eddy dalam menulis disertasinya, dari kedua teori itu pria kelahiran kota Solo ini mencoba melakukan revisi. “ Ini menjadi semangat saya dalam membuat penelitian dan mengambil banyak data” tambahnya. Eddy Guridno yang merupakan Direktur Akademi Pariwisata Nasional ini sudah tiga kali mengajukan proposal untuk meraih gelar Doktornya, banyak sekali polemik yang dia alami, proposal pertama dan kedua tidak berhasil di terima, lalu baru yang ketiga ini proposalnya di terima.
“ Figur Eddy memang sangat ulet , dalam meraih gelar Doktor Politik ini sebenarnya tidak satu lini, S2 yang dimiliki bukanlah dari politik namun dari bisnis manajemen, sehingga sewaktu mau meneruskan ke S3, dia harus bisa menyeimbangkan antara ilmu manajemen dan ilmu politik, “ ujar Prof. Dr. Drs. Eko Sugiyanto, M.Si, selaku Promotor. Ada beberapa syarat yang saya ajukan kepada Eddy waktu itu, antara lain harus menulis jurnal terlebih dahulu, dalam proses pembuatan jurnal dia ini saat serius dan giat sekali membuat, sehingga saya kualahan karena setiap di revisi selalu cepat memperbaikinya, jelasnya.
Eddy Guridno merupakan doktor ke 17 yang lulus dari Universitas Nasional. (AAP)
Bagikan :