Jakarta (UNAS) – Menekuni Bonsai jadi Rezeki Pencinta tanaman hias pasti sudah tidak asing dengan bonsai, pohon yang mungil dan kecil ini masih memiliki daya pikat tersendiri, pasalnya banyak pohon yang sering kita temui yang bisa dibuat bonsai dan bisa memiliki nilai ekonomi terbilang tinggi, maka dari itu Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi mengadakan Talkshow “ Bincang- Bincang Bonsai ” yang merupakan penerapan dari serangkaian kegiatan Dies Natalis UNAS ke 72 pada Selasa (16/11) secara daring.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Pertanian Ir. Inkorena G.S Sukartono, M.Agr., menyampaikan dengan adanya kegiatan bincang-bincang bonsai bisa memberikan gambaran dan bekal untuk para pecinta tanaman hias. “ Sebagai Instansi pendidikan pertanian, mempunya misi dan tanggung jawab untuk turut serta membangun dan mengembangakan dunia pertanian, dengan adanya kegiatan ini adalah memberi bekal dan gambaran mengenai bonsai dan nilai tambahnya, ” jelasnya.
Bincang- bincang Bonsai mengundang penggaet seni bonsai seperti Wahyu Herwanto Bonsai Artis dari Bogor, Santoso Bonsai Artis dari Bogor dan Sidik “ Badrock ” Bonsai Artis dari Tasikmalaya.
Menurut Santoso merangkai bonsai adalah pelampiasan art passion. “ Menurut saya merangkai bonsai adalah kita menempatkan nilai tambah, pohon yang tadinya biasa saja menjadi sesuatu yang indah dan bernilai, memiliki nilai ekonomi yang tinggi nah disini adalah letak jiwa seni memainkannya. Saya sebagai pencinta seni mau melampiaskan jiwa seni saya melalui bonsai, ” jelasnya.
Sementara itu, Wahyu Herwanto juga menceritakan awal mula menyukai kegiatan bonsai. “ Tertarik di bidang bonsai karena kebetulan saya hobi gambar, dan banyak lukisan atau gambar gambar yang melibatkan pohon dari situ saya mulai membuat bonsai dan tanaman bonsai ini modalnya hanya kemauan dan kreativitas karena banyak pohon disekitar kita di halaman tetangga misalnya yang pohonnya sebenernya bisa dijadikan bonsai, ” papar Wahyu.
Sidik yang merupakan artis bonsai dari Tasikmalaya memaparkan pengalamannya dalam merangkai bonsai dengan beberapa teknik kepada peserta talkshow, ia pun juga menceritakan event pameran bonsai di wilayah Tasikmalaya. ” Berawal dari coba-coba akhirnya saya terjun ke dunia bonsai, karena kecintaan terhadap tanaman hias dan keunikan dari bonsai itu sendiri, ” ucapnya.
Tanaman bonsai memang lebih terkenal di Negara Jepang, namun dari perkembangan teknologi dan komunikasi sekarang ini seni merangkai bonsai telah bisa dilakuan oleh semua masyarakat dunia, terlebih lagi nilai ekonomisnya bisa terbilang baik. Untuk satu buah tanaman bonsai dihargai mulai ratusan ribu hingga puluhan juta.
Inilah yang ini diterjemahkan oleh Prodi Agroteknologi, untuk menjadi petani diera digital ini tak perlu harus memiliki lahan luas, cukup memiliki kemauan berusaha, niat dan tekun bisa menjadi sukses. (TIN)
Bagikan :