Jakarta (UNAS) – Tenaga Ahli Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Bidang Advokasi dan Koordinasi Penggerakan Lapangan Tim Percepatan Penurunan Stunting Susianah Affandy, M.Si., resmi menyandang gelar doktor setelah dinyatakan penguji sidang lulus S3 Ilmu Politik di Universitas Nasional, Jakarta.
Dalam sidang terbuka promosi doktor ini, Susianah di Promotori oleh Prof. Dr. Lili Romli, M.Si. dan Co-promotor Dr. AF. Digit Rochadi, M.Si. Ia juga diuji oleh Dr. Mulyadi, S.Sos., M.Si., Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A., dan Dr. TB.Massa Djafar. Bertindak sebagai ketua sidang yaitu Prof. Dr. Eko Sugiyanto, M.Si., yang juga sebagai Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan, dan SDM.
Perempuan kelahiran Lumajang, 29 Desember 1978 itu mengambil judul disertasi “Modal Sosial Calon Kepala Daerah Dari Generasi Muda (Studi Kasus Emil Dardak Pada Pilkada Trenggalek Tahun 2015)”.
Pada disertasinya, Susianah menjelaskan bahwa sumber modal sosial yang dimiliki Emil Dardak sebagai generasi muda dalam pencalonannya menjadi Bupati Trenggalek tahun 2015 ada tiga yakni nilai atau norma, kepercayaan dan jaringan. Nilai atau norma sebagai sumber modal sosial pertama dimiliki Emil merupakan nilai yang dianut masyarakat Trenggalek.
“Nilai-nilai tersebut antara lain Unggah-unggah, Memayu Hayuning Bawana, Menang Tanpo Ngasorake, Aja Gumuman, Aja Getunan, Aja Kagetan dan Aja Aleman dan Aja Kuminter Mundak Keblinger,” ujarnya.
Menurutnya, dalam masyarakat Jawa Mataraman seperti Trenggalek, tatanan nilai sebagai sumber modal sosial dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Internalisasi nilai dalam diri Emil Dardak dilakukan melalui pengasuhan keluarga, keteladanan orang tua dan pendidikan agama.
Adapun sumber modal sosial kedua yang dimiliki Emil Dardak adalah kepercayaan masyarakat. Masyarakat Trenggalek memberi kepercayaan kepada Emil karena ia dianggap memiliki garis keturunan Tokoh Agama dan Pejabat Publik amanah. Selain faktor nasab, kepercayaan masyarakat kepada Emil juga karena ia memiliki latar pendidikan tinggi.
Untuk sumber modal sosial ketiga yang dimiliki Emil adalah jaringan sosial. Jaringan sosial yang dimiliki Emil Dardak antara lain jaringan organisasi Nahdlatul Ulama Jaringan 101 Majelis Taklim, Jaringan 54 Pondok Pesantren se-Kabupaten Trenggalek. Jaringan lain yang Emil miliki adalah jaringan artis Nasional dan jaringan sosial Kepala Desa.
“Modal sosial yang dimiliki Emil Dardak menjadi faktor penting dalam pencalonan dan pemenangannya pada Pilkada Trenggalek 2015 karena faktor-faktor integrasi nilai dalam diri Emil Dardak dan sumbangan modal sosial dalam penggerakan dukungan politik Pilkada,” ungkap Susianah.
Ia pun menyimpulkan bahwa modal sosial sangat penting dan signifikan sebagai pertimbangan dalam proses rekrutmen elit politik. Modal sosial memiliki elemen penting yakni nilai atau norma, kepercayaan dan jaringan yang dapat dipertukarkan menjadi modal ekonomi dan modal politik. Dibandingkan dengan modal lainnya, modal sosial yang tak bisa diperoleh seperti modal ekonomi dan modal budaya kecuali melalui interaksi sosial.
Susianah sendiri lulus dengan predikat sangat memuaskan, Ia pun menjadi Doktor Ilmu Politik ke 25 yang dilahirkan oleh Unas. (*DMS)
Bagikan :