Jakarta (Unas) – Program Studi Hubungan Internasional melalui Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (Himahi) menyelenggarakan kegiatan Short Diplomatic Course (SDC) 2023, pada Rabu, (15/3) di Ruang Aula Blok 1 Lt. 4 Unas. Kegiatan yang bertajuk ‘The Worlds Response of Legal Abortion Issues and Table Manner’ ini membahas tanggapan dunia terhadap isu aborsi legal yang mungkin terjadi disepanjang tahun 2023 dan akan terus berkelanjutan atau berdampak.
Ketua Program Studi Hubungan Internasional Dr. Irma Indrayani, S.I.P., M.Si., mengatakan, kegiatan ini merupakan program tahunan yang wajib bagi mahasiswa Hubungan Internasional yang bertujuan memberikan pengalaman belajar. Ia berharap pelaksanaan SDC dapat diperluas untuk lintas fakultas serta bisa mendatangkan tamu dari luar negeri.
“Hal ini dilakukan dalam kaitannya dengan implementasi HIMAHI agar mewujudkan dan memperluas jaringan,” katanya.
Acara SDC dibuka oleh Dr. Aos Yuli Firdaus. S.I.P., M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Administrasi Umum. FISIP Unas.
Dalam kesempatan ini, Aos juga mengapresiasi kegiatan SDC 2023. Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan akan menambah ilmu pengetahuan para mahasiswa dan dapat menjadi bekal untuk kedepannya.
“Hal ini dilakukan agar menjadi modal dan bekal dalam meraih masa depan baik di nasional maupun internasional,” kata Aos.
Ia berharap agar tujuan dan maksud dari SDC ini dapat dicapai serta dapat diambil pelajaran di dalamnya oleh para peserta. Selain itu, SDC ini menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah atau SKPI ketika akan lulus nantinya.
Ketua Pelaksana kegiatan Fatima Benyaich mengatakan, bentuk kegiatan ini adalah sebagai pengenalan bagi mahasiswa baru Hubungan Internasional tahun 2023. Kegiatan ini meliputi tata cara pembuatan position paper dan tata cara bersidang dengan dipandu oleh Study Guide, Academic Guide, dan Rop.
“Kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk konferensi. di mana setiap peserta akan menjadi delegasi negara, didorong untuk bersaing satu sama lain dalam konferensi ini. Kegiatan ini mendorong setiap peserta untuk aktif dalam public speaking, negosiasi, debat, dan diskusi,” kata Fatima.
Fatima melanjutkan, kegiatan ini memiliki tujuan yaitu, sebagai memperkenalkan mahasiswa mengenai upaya UNHRC dalam memajukan dan melindungi hak-hak manusia di seluruh dunia, meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang peran UNICEF dalam membantu membangun sistem perlindungan anak yang komprehensif.
“Meningkatkan pemikiran kritis mahasiswa terkait UN Women yang bergerak khusus untuk emansipasi wanita, dan memperluas pengetahuan mahasiswa tentang peran WHO, salak satunya adalah membantu dalam peningkatan kesejahteraan serta kesehatan ibu dan anak,” tutur Fatima.
Sementara itu terkait dengan tema SDC kali ini, Ketua HIMAHI Andi Dwi Cahya Karuniawan mengatakan bahwa aborsi dapat dikatakan sebagai isu klasik yang selalu menarik untuk diperdebatkan. Aborsi telah menjadi topik kontroversial sepanjang sejarah karena agama dan variasi etika dan moral yang melingkupinya. “Perdebatan aborsi menciptakan konflik antara hak-hak individu dan etika publik dan medis, agama, keluarga, dan pribadi. Mengenai legalitas aborsi, ada pandangan yang berbeda, ada kelebihan dan ada kekurangan,” katanya.
Andi melanjutkan, alasan utama terjadinya aborsi adalah memiliki bayi akan membuat perempuan mengalami perubahan drastis dalam hidup, belum memiliki kemampuan mengurus bayi, dan tidak ingin menjadi ibu tunggal, atau sedang menjalin hubungan, alasan finansial.
Disisi lain Andi menambahkan hak asasi manusia sendiri merupakan hak yang orang “diperoleh” dan disetujui satu sama lain ketika mereka dilahirkan ke dalam kehidupan sosial. “Hak ini ada diantara orang-orang tanpa membeda-bedakan ras, bangsa, agama, jenis kelamin dan golongan karena bersifat fundamental dan universal,” ujarnya.
Acara SDC ini juga diisi oleh pembicara yaitu Rendy Utomo dari President University. Sementara itu, rangkaian acara SDC 2023 juga akan diisi dengan Table Manner pada Kamis, 16 Maret 2023 di Hotel Grand Sahid, Sudirman, Jakarta.
Dalam acara table manner, para mahasiswa diajarkan bagaimana tata cara makan yang baik, cara penggunaan peralatan makan, dan etika saat makan. Penerapan table manner diharapkan bisa menunjukkan sikap yang elok selama perjamuan makan berlangsung.
Adapun instruktur table manner kali ini adalah Tito selaku perwakilan Hotel Grand Sahid, Jakarta. Saat memberikan materi, Tito turut menyampaikan bahwa menguasai keterampilan ini dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi, memperluas jaringan dan koneksi, dan menambah nilai kelas sosial.
Selama kegiatan table manner berlangsung, nampak para mahasiswa antusias mendengarkan apa yang disampaikan oleh instruktur serta menikmati makanan yang disajikan oleh pihak Hotel. Kegiatan ini pun diakhiri dengan pemberian sertifikat dan cinderamata kepada peserta serta foto bersama.(*REZ/DMS)
Bagikan :