Jakarta (UNAS) – Badan Penjaminan Mutu (BPM) Universitas Nasional (Unas) lakukan simulasi akreditasi tahap pertama dikhususkan untuk Prodi S1 Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan pada Kamis (4/5). Kegiatan yang bertempatkan di Ruang Rapat Fakultas Ilmu Kesehatan Menara UNAS tersebut dihadiri oleh Warek Akademik Kemahasiswaan dan Alumni, Tim Akreditasi S1 Kebidanan dan Profesi Bidan, dan Badan Penjaminan Mutu.
Dalam simulasi akreditasi, Kepala Badan Penjaminan Mutu Dr. Muhani, S.E., M.Si.M., menyampaikan terdapat beberapa indikator yang perlu dievaluasi. “Terkait dengan kebutuhan untuk asesmen lapangan, fikes masih membutuhkan beberapa fasilitas tambahan, seperti Ruangan untuk assessment lapangan dikarenakan ruangan rapat yang biasa digunakan adalah ruangan kelas yang dialihfungsikan”, katanya.
“Untuk sarana dan prasarana juga masih harus ada perubahan seperti, ruangan dosen kebidanan belum tersedia dan dibedakan dengan ruang dosen keperawatan”, tambahnya dalam kegiatan.
Simulasi Akreditasi tahap 1 Prodi S1 Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan mencakup alur akreditasi. Muhani menyampaikan dalam hasil rapatnya alur akreditasi biasanya untuk simulasi tahap 1 dengan asesor internal kemudian dilanjut simulasi tahap 2 dengan asesor eksternal. “Setelah itu kegiatan dilanjut dengan rapat pleno dan cek data dukung, namun akreditasi untuk sarjana kebidanan dan Pendidikan profesi bidan kali ini adalah akreditasi khusus dan urgent, sehingga proses nya dimulai dari pleno, submit, baru diusulkan pengecekan data dukung karena mengejar deadline submit dan hasil akreditasi sebelum wisuda. Pleno juga dipersingkat hanya berupa pencocokan data LED dengan DK”, jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Unas, Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A., M.M., akan mendukung terkait proses akreditasi lapangan nantinya. “Mudah-mudahan simulasi tahap pertama ini menjadi awal yang baik untuk Prodi S1 Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan. Kami segenap pimpinan tentunya akan mendukung penuh terkait apa-apa nanti yang diperlukan ketika melakukan assessment lapangan”, pungkasnya. (TIN)
Bagikan :