Jakarta (UNAS) – Teknologi generasi empat (4G) yang sekarang digunakan oleh Indonesia, mulai tergeser dengan adanya 5G. Teknologi 5G merupakan teknologi terbaru dengan keunggulan yang lebih baik dari teknologi sebelumnya, diantaranya adanya resolusi tinggi dan bentuk bandwidth yang besar. Teknologi ini juga bersifat bi-directional atau sering dikenal dengan teknologi untuk mengumpulkan semua jaringan pada satu platform sehingga lebih efektif dan efisien. Selain itu, teknologi 5G memiliki layanan paralel multiple sehingga dapat mengetahui cuaca dan lokasi saat berbicara dengan orang lain. Bukan hanya hal tersebut, dengan layanan paralel multiple ini bisa digunakan untuk menemukan dan mencari orang yang hilang. Tidak kalah dengan generasi sebelumnya, generasi terbaru ini dapat mengontrol PC melalui smartphone, sehingga setiap orang dapat mendeteksi bencana alam seperti tsunami dan gempa bumi lebih cepat.
Hal ini dikemukakan oleh Kepala Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Ir. Bambang Heru, MSc dalam Seminar Nasional Antena dan Propagasi (SNAP) 2016 yang diadakan oleh Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika (FTKI) Universitas Nasional (UNAS) pada Kamis (15/12).
Ketua panitia pada SNAP 2016 adalah Dr. Ucuk Darusalam, ST.MT. Acara SNAP yang sudah berlangsung sejak 2012 ini dipelopori oleh Ketua SMIEEE Indonesia Microwave Theory dan Techniques and Atennas and Propagation Society Joint Chapter of Indonesia, Prof. Dr. Mudrik Alaydrus. Acara ini bertujuan untuk mempertemukan para peneliti dari semua wilayah agar saling membagikan informasi untuk teknologi yang terbaru.
Sejalan dengan teknologi 5G, SMIEEE, MACM, Prof. Dr. Teddy Mantoro, memperkenalkan antena yang bisa mempercepat kinerja dari 5G ini yang disebut dengan Masssive MIMO. Massive MIMO adalah antena yang sangat besar yang bisa digunakan untuk menangkap sinyal yang dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak. Antena ini memungkinkan operator untuk memenuhi tuntutan layanan data yang sangat besar dengan situs dan spektrum yang ada. Massive MIMO dapat mengintegrasikan 128 antena (64 saluran independen) yang dapat menghasilkan kecepatan troughput 6 sampai 8 kali lebih besar.
Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor UNAS, El Amry Bermawi Putera M.A., Wakil Rektor Bidang Akademik yang juga sebagai moderator, Prof. Iskandar Fitri, S.T., M.T, pemateri SNAP 2016.
“Seminar ini adalah seminar tentang telekomunikasi, sensor, dan powering yang diadakan secara berlanjut karena ini terkait langsug dengan perkembangan segala aspek pada teknologi, bisnis dan pertahanan dan keamanan (Hankam) sehingga diinginkan agar komunitas ini tetap ada yang membuat kualitas dan kuantitas meningkat,” ujar Ketua SMIEEE, Prof. Dr. Mudrik Alaydrus.
Menurut Prof. Mudrik, antusiasme dapat terlihat secara kuantitatif dari jumlah peserta dan makala yang masuk ke UNAS yang meningkat dari acara sebelumnya. “Menghitung jumlah partisipan dan pemakala tidak terlupa dari kerja sama yang baik dari pihak panitia,” imbuhnya.
Bagikan :