Jakarta (UNAS) – Melanjutkan pendidikan ke jenjang doktoral adalah perjalanan yang penuh tantangan. Namun, Aris Gunaryati, dosen Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika Universitas Nasional (FTKI UNAS), telah membuktikan bahwa kerja keras, dedikasi, dan tekad kuat dapat membawa kesuksesan. Ditengah kesibukannya sebagai pendidik sekaligus ibu dari empat anak, Aris berhasil menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Universitas Gunadarma dan resmi meraih gelar Doktor Teknologi Informasi pada Selasa, 26 November 2024.
Aris memulai perjalanan akademik ini dengan motivasi besar untuk meningkatkan kompetensi, memperluas wawasan, serta menciptakan inovasi di bidang Teknologi Informasi. Ia berkomitmen memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dan dunia akademik.
“Saya ingin meng-upgrade diri, baik secara keilmuan maupun pengalaman, sehingga dapat memberikan manfaat lebih besar,” ungkapnya.
Keputusan untuk melanjutkan studi di Universitas Gunadarma didasarkan pada reputasi unggul institusi tersebut, khususnya pada program studi Teknologi Informasi yang juga telah terakreditasi Unggul. Selain itu, status Aris sebagai alumni magister memberikan keuntungan berupa potongan biaya kuliah, yang semakin memotivasi dirinya.
Topik disertasi Aris berjudul “Model Hybrid ARIMA-LSTM untuk Peramalan Harga Saham Syariah dengan Pendekatan Smoothing Regression“. Penelitian ini menawarkan pendekatan baru dengan memadukan dua metode analisis data, yaitu ARIMA dan LSTM, untuk menciptakan model peramalan yang lebih akurat.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa model hybrid ini memiliki keunggulan signifikan dibandingkan model individu, khususnya dalam memprediksi harga saham syariah,” jelas Aris.
Penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi teoritis, tetapi juga memiliki potensi besar di dunia praktis, terutama bagi investor yang membutuhkan data akurat untuk pengambilan keputusan berbasis informasi.
Perjalanan menuju gelar doktor tentu tidak lepas dari berbagai hambatan. Pandemi COVID-19 yang melanda di awal masa studinya memaksa seluruh kegiatan perkuliahan dilakukan secara daring. Selain itu, Aris harus membagi waktu antara tugas sebagai dosen, mahasiswa, dan ibu rumah tangga.
“Adaptasi dengan teknologi pembelajaran daring menjadi tantangan tersendiri, apalagi ditengah tuntutan lain di rumah dan kampus,” kenangnya.
Namun, berkat dukungan keluarga, promotor, dan rekan-rekannya, ia mampu mengatasi semua tantangan.
“Momen paling berkesan adalah saat saya menemukan solusi dari masalah penelitian yang awalnya terasa sulit. Diskusi dengan promotor sering kali memberikan pencerahan,” tambahnya.
Dengan gelar doktor yang telah diraih, Aris memiliki visi besar untuk masa depan. Ia berharap dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas institusi dan program studi di Universitas Nasional tempatnya mengabdi.
“Saya ingin membawa Universitas kami ke level yang lebih tinggi, baik dalam hal akreditasi maupun inovasi keilmuan,” ujarnya.
Aris juga berencana mengembangkan hasil penelitian disertasinya menjadi aplikasi atau sistem yang dapat membantu investor saham syariah dalam pengambilan keputusan berbasis data.
Sebagai seseorang yang telah menempuh perjalanan panjang, Aris berbagi pesan motivasi kepada siapa saja yang bercita-cita melanjutkan pendidikan ke jenjang doktoral. “Siapkan topik riset sejak awal, jaga kesehatan fisik dan mental, serta selalu berserah diri kepada Allah. Setiap proses memiliki hikmah, dan perjuangan tidak akan mengkhianati hasil,” katanya.
Perjalanan Aris Gunaryati menuju gelar doktor mengajarkan bahwa tidak ada batasan untuk meraih impian, bahkan di tengah berbagai tantangan. Dedikasi dan semangatnya tidak hanya membawanya meraih gelar doktor, tetapi juga menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas. Gelar yang diraih Aris Gunaryati ini adalah bukti nyata bahwa kerja keras dan doa adalah kunci kesuksesan. (*MAR/DMS)
Bagikan :