Jakarta (UNAS) – Pusat Kajian Sosial Politik (PKSP) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional mengadakan seminar dan bedah buku dengan tema “Globalisme, Isu LGBT, dan Kekerasan Seksual: Suatu Kajian untuk Penguatan Ketahanan Pendidikan Nasional” pada Selasa (10/12). Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, akademisi, serta praktisi yang tertarik pada isu-isu sosial yang berpengaruh terhadap ketahanan bangsa.
Ketua PKSP Dr. Qonitah Basalamah M.Si., dalam sambutannya menyampaikan pentingnya memperhatikan isu-isu ini, yang tidak lagi merupakan fenomena baru tetapi sudah ada di sekitar kita. “Kami berharap para mahasiswa dapat menyimak dengan baik, karena ini bukan isu yang baru, dan fenomena ini terjadi di sekitar kita. Tema ini hanyalah awal dari rangkaian sesi yang akan dilanjutkan. Kami berharap adik-adik dapat lebih mendalami isu-isu ini,” ucapnya.
Sementara itu Dekan FISIP yang diwakilkan oleh Wakil Dekan 1 FISIP UNAS, Dr. Aos Yuli Firdaus, S.IP., M.Si., menjelaskan bahwa kajian ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan nasional melalui pendekatan pada ketahanan pendidikan dan keluarga. “Diskusi ini awalnya hanya difokuskan pada bedah buku, namun kami merasa sangat penting untuk memanfaatkan momentum ini agar isu-isu yang kami angkat dapat menjadi pembahasan yang lebih luas. Kami melihat hal ini sebagai kerangka dalam memperkuat ketahanan pendidikan dan keluarga,” jelasnya.
Salah satu narasumber dalam seminar ini Andhini, S.IP, M.Si., penulis buku berjudul “Mejikuhibiniu” menguraikan tentang isi buku yang ia tulis yaitu mengupas isu-isu global seperti LGBT dan kekerasan seksual. Menurutnya, tantangan-tantangan ini harus direspons dengan kebijakan pendidikan yang kuat, berwawasan kebangsaan, dan berorientasi pada pembentukan karakter. “Dalam buku ini diharapkan semua dapat memahami apa itu LGBT, Identitas Gender, dan Gender Dysphoria dan mengapa sangat berbahaya bagi generasi muda, serta solusi untuk menghadapi orang dengan penyimpangan orientasi seksual,” pungkasnya yang juga Alumni FISIP UNAS.
Narasumber lainnya lainnya yaitu dr. Dewi Inong Irana, SpDV, FINSDV, FAADV., yang aktif dalam kegiatan sosial pemuda, berbicara tentang pentingnya gaya hidup sehat bagi generasi muda Indonesia. “Pemuda Indonesia terbaik adalah mereka yang hidup sehat dan aman, tanpa seks bebas dan tanpa terpapar penyakit berbahaya. Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara dengan kasus HIV tertinggi di Asia Tenggara, dan ini harus menjadi perhatian serius kita semua,” tegasnya.
Acara ini menjadi langkah awal dari upaya PKSP bersama FISIP UNAS dalam memperluas pemahaman publik mengenai isu-isu krusial yang mempengaruhi ketahanan sosial, pendidikan, dan kesehatan masyarakat. (TIN)
Bagikan :