Jakarta (UNAS) – Pusat Pengkajian Jepang Universitas Nasional (UNAS) menggelar sosialisasi program internship bersama International Foundation of Education and Medical Exchange (IFEME) pada Senin (23/12) di Exhibition UNAS. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sekaligus membekali mahasiswa dengan soft skill serta pengalaman menerapkan hard skill di dunia kerja, khususnya di Jepang.
Ketua Pusat Pengkajian Jepang, Dr. Fadhilah, M.Hum., dalam sambutannya menyampaikan bahwa ini bukan kali pertama sosialisasi program ini diadakan. Sejak 2017, kerjasama dengan IFEME telah berjalan dengan baik. Hingga saat ini, sebanyak 13 mahasiswa telah diberangkatkan ke Jepang, di mana 9 di antaranya sudah kembali dan 4 masih berada di Jepang. Dua mahasiswa dari Fakultas Teknik dijadwalkan akan berangkat pada Januari mendatang.
“Program ini adalah kesempatan berharga bagi mahasiswa. Mereka tidak hanya belajar bahasa dan mengasah hard skill, tetapi juga belajar tentang hidup, mengubah mindset, dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Semoga ini menjadi penyemangat bagi teman-teman yang lain,” ujar Dr. Fadhilah.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama, Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., mengatakan ini adalah kesempatan emas bagi mahasiswa UNAS untuk memperluas pengalamannya. “Menurut saya, banyak hal menyenangkan yang bisa dipelajari di Jepang. Kegiatan ini telah berjalan sejak 2017 dan semakin hari semakin bermanfaat. Program internship ini adalah kesempatan emas bagi mahasiswa untuk belajar secara langsung di lapangan, dan saya sangat mendukung kegiatan ini,” katanya.
Kegiatan sosialisasi diisi oleh Kepala Bagian Kerjasama Internasional IFEME Stevanie Djunian Jaya, memberikan pengarahan kepada peserta yang tertarik untuk mengikuti program magang di Jepang. Ia menjelaskan bahwa tujuan utama program ini adalah berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan dan pertukaran budaya, terutama di tengah perubahan sosial yang cepat akibat penuaan global, peningkatan penyakit gaya hidup, dan perkembangan teknologi medis.
“Kerja sama ini membuka peluang dalam berbagai bidang, seperti peningkatan teknologi medis canggih, penelitian bersama dalam bidang kedokteran preventif, serta pertukaran akademik dengan institusi medis luar negeri. Kami juga mengadakan seminar dan kuliah untuk memperkuat pemahaman mahasiswa tentang perkembangan medis terbaru,” jelas Stevanie.
Stevanie juga berharap melalui program ini, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman yang komprehensif dan meningkatkan kualitas pribadi maupun profesional untuk bersaing di pasar global. Rencananya kegiatan internship ini akan berlangsung satu tahun untuk bidang perhotelan, logistik, monozukuri/teknik, dan perawatan lansia (care giver). (TIN)
Bagikan :