JAKARTA (UNAS) – Universitas Nasional kembali meningkatkan kerjasama dengan universitas asing. Kali ini kerjasama dilakukan dengan Cyber Hankuk University for Foreign Studies (CUFS) asal Korea Selatan. Keduanya sepakat untuk merintis pendirian Cyber University yang memungkinkan mahasiswa kedua universitas dapat menikmati pembelajaran via online dari kedua negara.
Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) ini dilakukan antara Rektor Universitas Nasional, Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A dengan Rektor Cyber Hankuk for Foreign Studies, Vice President CUFS, Prof. Jangyoun Cho, di Jakarta, Kamis (1/9). Penandatangan ini juga disaksikan oleh Ketua Yayasan Memajukan Ilmu dan Budaya (YMIK), Dr. Ramlan Siregar, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama, Prof. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan dan SDM, Dr. Drs. Eko Sugiyanto, M.Si, Kepala Kantor Kerjasama Internasional Universitas Nasional, Dr. Sugardjito dan Head of Indonesian Program CUFS, Dr. Im Song Hoo.
‘’MoU ini merupakan langkah tepat Universitas Nasional untuk menyongsong era masa depan dimana cyber learning menjadi kebutuhan kita bersama. Tahun ini implementasi cyber learning dengan Cyber Hankuk Universitity for Foreign Studies akan kami terapkan terlebih dulu pada mahasiswa program studi Korea sebagai pilot project,’’ ungkap Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama, Prof. Ernawati Sinaga, M.S., Apt.
Sebanyak ada 5-10 mahasiswa Akademi Bahasa Korea (ABANAS) jenjang diploma (DIII) yang akan mengikuti program cyber learning dengan Hankuk. Mahasiswa ABANAS yang telah menyelesaikan 70 SKS di Universitas Nasional, dapat melanjutkan kuliahnya dengan mengambil 40 SKS melalui program online dari CUFS akan mendapatkan dua ijazah yaitu ijazah diploma (DIII) dari Universitas Nasional dan S1 dari CUFS. ‘’Kebihan dari program ini adalah mahasiswa tidak perlu ke Korea untuk melanjutkan S1 karena kuliah bisa dilakukan secara online di sini dan mereka tidak perlu menyelesaikan SKS diploma yang biasanya berjumlah 110 SKS, dengan hanya menyelesaikan 70 SKS di UNAS, mereka bisa mendaftar dan melanjutkan program S1 hanya dengan menambah 40 SKS lagi dan dapat memperoleh dua ijazah,’’ papar Direktur ABANAS, Dra. Rura Adinda, M.A.
Vice President CUFS, Prof. Jangyoun Cho menyambut baik kerjasama ini. ‘’Pendidikan cyber sangat penting untuk diterapkan. Di Korea ini sudah sangat umum dilakukan. Kami ingin CUFS dan UNAS menjadi pelopor untuk pembentukan cyber university. Meskipun dari segi kebijakan di Indonesia harus menunggu, saat ini kita siapkan saja melalui program-program yang lebih konkrit,’’ ungkap Prof. Cho.
Kerjasama dengan CUFS juga meliputi pembentukan Education Enterprise yang mendapat dukungan penuh dari pihak Korea. Program ini terdiri dari program job training dan prestigious program. Program Job Training bertujuan untuk meningkatkan kapasitas teknikal dan skill tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja di negara-negara maju. Tak hanya memberikan keahlian, peserta program juga akan difasilitasi untuk dapat bekerja di perusahaan-perusahaan Korea baik di dalam maupun luar negeri.
‘’Harapannya supaya tingkat pengangguran kita bisa berkurang cukup supaya tenaga kerja indonesia yang keluar negeri bukan tenaga kerja yang kerja kelas bawah, tapi juga menengah atau bahkan kelas atas,’’ ungkap Erna. Sedangkan Prestigious Program merupakan program sertifikasi keahlian-keahlian tertentu yang akan berlaku di seluruh dunia.
Melalui MoU ini Universitas Nasional kembali menambah daftar kerjasama dengan lembaga luar negeri. Erna menilai, banyaknya lembaga asing yang ingin bekerjasama dengan Universitas Nasional membuktikan bahwa Universitas Nasional memiliki nilai lebih di mata lembaga tersebut. Hal ini karena Universitas Nasional memiliki komitmen dan konsistensi dalam menjaga kualitasnya. Meskipun demikian, ia mengaku tetap berhati-hati dalam membuat komitmen dan kerjasama dengan pihak luar.
Perubahan Universitas Nasional untuk bergerak maju dirasa Erna tidak hanya ada di tingkat rektorat namun juga dekanat dan juga dosen. Peningkatan kemauan dan motivasi yang cukup besar di kalangan dekanat dan dosen merupakan modal untuk terus maju. ‘’Prinsipnya, kerjasama yang dilakukan harus memiliki benefit bagi sivitas akademika UNAS dan juga pihak luar,’’ tegasnya.
Bagikan :