JAKARTA, NETRALNEWS.COM – Director Australian Studies Institute, Australian National University (ANU) College of Arts and Social Sciences Prof Paul Pickering mengatakan, pihaknya tertarik untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan Indonesia, salah satunya melalui Center for Australian Studies (CFAS) Universitas Nasional (UNAS) untuk masa depan.
Pernyataan itu disampaikan Prof Paul karena tahu bahwa Indonesia memiliki begitu banyak Sumber Daya Manusia (SDM), jaraknya yang dekat dan hubungan yang baik. Pernyataan itu disampaikan Prof Paul saat menjadi Keynote Speaker dalam webinar yang diselenggarakan CFAS Unas, mengangkat tema “Past, Present and Future: Australia Studies and the World”.
Irma Indrayani sebagai perwakilan dari Unas hadir membuka acara dan menyapa para pembicara dan peserta yang mengikuti webinar. Dia katakan, ini adalah webinar pertama yang Unas selenggarakan, berkolaborasi dengan pihak Australian Studies Institute.
ANU sendiri didirikan untuk mempelajari tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dari sudut pandang Australia. Sebagai bagian dari rencana strategisnya, universitas berkomitmen terhadap misi tersebut dan menerapkan program keterlibatan baru yang bertajuk “Australia dan Dunia”.
Inti dari penyelenggaraan program tersebut adalah pendirian Australian Studies Institute, untuk mempromosikan studi tentang Australia. Tujuannya mempromosikan studi tentang Australia, berbagi penelitian dan membantu memberikan perspektif Australia pada proyek-proyek komparatif, transnasional dan internasional.
Prof Paul katakan, pihaknya terbuka untuk berkolaborasi dan bersinergi, menyambut rekan yang ingin bekerja sama di masa depan. Salah satu yang potensial adalah bekerja sama dengan negara tetangga seperti Indonesia, tak hanya sebatas soal sosial, kemanusiaan dan pendidikan saja, melainkan juga bisa berkolaborasi dalam hal lain seperti ilmu pengetahuan, teknologi, fisika, astrologi, teknologi kelautan dan lain-lain.
“Kami terbuka dalam projek bekerja sama, berkolaborasi dengan perguruan tinggi, individu dalam penelitian, program, beasiswa. Selain itu memfasilitasi seminar, kegiatan yang menginspirasi dan aktivitas lain yang memberikan dampak positif,” kata Prof Paul, Senin (28/8/2023).
Panelis, Postgraduate Program Lecturer Unas Dr Maxensius Tri Sambodo mengapresiasi paparan dan pandangan yang disampaikan oleh Prof Paul. Dia sepakat, bahwa Indonesia dan Australia bisa saling melakukan kolaborasi yang lebih inovatif di masa depan, apalagi menurutnya ada begitu banyak tantangan di masa mendatang, di tambah lagi dengan perkembangan digital.
Tentu kolaborasi itu tidak hanya untuk Australia, Indonesia semata melainkan juga yang berdampak untuk dunia. Sehingga diperlukan tidak hanya satu kedisiplinan saja, melainkan juga multidisiplin bahkan transdisiplin, yang melibatkan banyak ahli dari belahan dunia lain untuk berkolaborasi.
Maxensius juga berharap, Indonesia bisa terkoneksi dengan para ahli di Australia untuk berkolaborasi berkaitan program atau isu-isu baru yang berpeluang di masa depan.
Kehadiran Prof Paul disambut dengan hangat dan antusias oleh sekitar 90 peserta yang berpatisipasi secara virtual melalui Zoom Meeting. Para mahasiswa juga tampak aktif bertanya dan kian penasaran sisi lain Australia yang belum diketahui sebelumnya.
“Saya berterima kasih bisa diberi kesempatan menjadi pembicara di Universitas Nasional. Harapannya ke depan kita bisa membangun kolaborasi yang produktif dan kita bisa saling bertatap muka,” harap Prof Paul.
Di akhir webinar, Maxensius juga anggap webinar yang menghadirkan Prof Paul sebagai pembicara begitu fantastis. CFAS Unas bisa mendengar gagasan Prof Paul dan muncul tantangan untuk menciptakan program kegiatan yang mendalam, riset dan bentuk kolaborasi lain di waktu mendatang antara Unas dan ANU.
Bagikan :
