Jakarta (UNAS) – Berawal ikut teater Jepang dan hatsuon (aksen) yang baik, Aurora Dyah Nareshwari Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Nasional (UNAS) menang lomba dan berhasil meraih Juara 3 lomba baca berita Bahasa Jepang. Kegiatan lomba baca berita Bahasa Jepang diadakan oleh Universitas Widyatama Bandung dalam acara Widyatama International Innovation & Competition Academic (WICAN) 3rd pada Rabu dan Kamis (15-16/12).
Aurora Dyah Nareshwari saat diwawancarai oleh tim humas UNAS menceritakan awal mula ia ikut dalam lomba tersebut.
“Awalnya itu saya langsung dipilih untuk mewakilkan Sastra Jepang Unas oleh Kaprodi Sastra Jepang yaitu Wawat Rahmawati, S.S.,M.Hum., dan salah satu dosen yaitu bu Yanti, saya dipilih sama dosen saya karena dianggap hatsuon (aksen) saya bagus. Saya juga sempat ikut teater Jepang yang ada di Indonesia,” jelasnya.
Aurora menjelaskan mengenai lomba yang ia ikuti secara daring terbagi menjadi dua sesi. “Untuk sistem lombanya sendiri peserta mengirim video membaca berita dengan Bahasa Jepang dengan durasi maksimal 3 menit via Email. Kegiatan ini dibagi dua sesi yaitu Video akan di tayangan untuk penilaian yang 10 besar dan yang masuk 3 besar,” ujarnya.
Mahasiswa Sastra Jepang, Aurora Dyah Nareshwari berhasil meraih juara 3 dengan membawakan topik berita pernikahan Putri Mako dari Kaisar Jepang saat ini, Naruhito. Kisah Putri Mako dari Jepang yang rela melepas gelar bangsawannya demi menikah dengan rakyat biasa sempat ramai dibicarakan di media Jepang. Putri Mako dari Kekaisaran Jepang resmi menikah pada Selasa (26/10/2021). Putri Mako dipersunting oleh kekasihnya Kei Komuro yang bekerja sebagai pengacara di sebuah firma hukum di Amerika Serikat.
Aurora juga berpesan kepada teman-teman seperjuangannya untuk terus mengukir prestasi. “Pokonya tetap semangat untuk berprestasi karena ketika membawa nama baik sendiri dan institusi itu rasanya sangat membanggakan dan bahagia banget,” tandasnya.
Sementara itu menurut Kaprodi Sastra Jepang yaitu bu Wawat proses lomba tersebut dirasa cukup menantang. “Dari proses lomba ini sangat menantang dimana kita hanya mempunyai waktu 2 minggu latihan dan take video, selebihnya cukup baik, dan mahasiswanya lainnya pun mampu membantu dalam proses lomba ini,” paparnya dalam wawancara.
“Semoga di semester kedepannya bisa meningkatkan prestasi lagi, dan mahasiswanya banyak yang ingin berkontribusi dalam perlombaan,” sambungnya. (*TIN)
Bagikan :