Forum ini juga bermaksud untuk memberikan pencerahan atas hasil dan mengidentifikasi tantangan, setelah sepuluh tahun REDD+ (Deforestation and forest degradation in developing countries, dimasukkan sebagai salah satu opsi dalam negosiasi perubahan iklim. Selain itu, pertemuan ini akan memberikan pemikiran strategis dalam upaya memobilisasi kemampuan hutan dalam mencapai ambisi perjanjian paris, dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs-Sustainable Development Goals).
Acara ini dibuka resmi oleh Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, menteri lingkungan hidup dari beberapa negara, termasuk Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim, Norwegia, dari Indonesia hadir sejumlah pejabat, seperti Dirjen Perubahan Iklim, serta Dirjan Penegakan Hukum (Gakum) Kementeria Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Pertemuan yang berlangsung dalam dua hari, 27-28 Juni 2018, ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh, seperti Direktur UNEP Eric Solheim dan Prof Din Syamsuddin, yang hadir dalam sesi dialog Interfaith Rainforest Initiative.
Ketua Pusat Pengajian Islam (PPI), Dr Fachruddin M. Mangunjaya, berkontribusi dalam Paralel Event atas undangan yang Badan Restorasi Gambut (BRG), yang mempersentasikan tentang kinerja mereka dalam upaya restorasi lahan gambut.
Dr Fachruddin mempresentasikan tentang peran tokoh agama dalam pelestarian ekosistem gambut, beliau memaparkan tentang pentingnya pendekatan ajaran agama, dalam berpartisipasi dalam pelestatian lingkungan hidup. ” Ini sebuah kehormatan, dimana dunia perguruan tinggi dapat berkontribusi dalam pengabdian masyarakat, terutama dalam mendekatkan para pemuka agama dengan pemahaman ilmiah, dan aksi nyata dalam melestarikan alam” jelasnya. PPI sebelumnya telah bekerjasama dengan Majelis Ulama Indoensia dan BRG dalam melatih para ustadz dan khatib di enam propinsi gambut, di Kalimantan dan Sumatra.