Jakarta (UNAS) – Menginjak usianya yang ke 55 tahun, Fakultas Ekonomi dan Bisnis menggelar acara diskusi dengan mengangkat tema “Bergerak Pada Kesetaraan Ekonomi Kreatif Melalui Media Digital”. Acara yang di selenggarakan di Aula Universitas Nasional pada (27/11) ini turut mengundang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diwakilkan oleh Bapak Anang Antono Staf Ahli bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwiasata, Kartika Sofia Aprianti Otorotas Jasa Keuangan (OJK) dan Izzudin Al Farras Adha, S.E dari lembaga reset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)
Saat ini sektor pariwisata di Indonesia merupakan sektor andalan untuk mendapatkan devisa dari kedatangan turis baik mancanegara ataupun lokal. Staf Ahli bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwiasata, Anang Antono mendorong mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk mau memulai bisnis di bidang pariwisata. “Indonesia itu kaya, piece of heaven katanya tinggal kita olah aja. Jadikan itu bisnis pariwisata,” ungkapnya pada sambutan acara Dies Natalis FEB.
Anang juga memberikan tips bagaimana mempromosiskan bisnis yang baru dimulai guna menarik perhatian pelanggan. “Sekarang sosial media itu tempat promosi paling efektif ya, udah ga jaman itu pakai koran atau media lain. Cari influncer dari Instagram untuk mempromosikan produk kalian karena mereka berpengaruh, tapi selain sosial media juga kita harus melalukan peer to peer.” Jelasnya.
Dalam sambutannya ketua pelaksana Aji Pandu Widayat juga mengajak mahasiswa FEB menggali potensinya untuk berwirausaha dan dapat memberikan dampak baik bagi lingkungan. “seperti yang kita lihat sekarang ini, banyak wirausaha-wirausaha muda yang sukses di luar sana, saya harap juga para mahasiswa yang hadir disini bisa menggali potensi diri untuk berwirausaha dan bisa memberikan pengaruh yang baik di lingkungan sekita.” Terangnya.
Semenatara itu dalam acara Dies Natalis Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang ke 55 tahun, Wakil Dekan Dr. Sufyati H.S, S.E., M.M. juga berpesan kepada mahasiswa FEB untuk tetap semangat melakukan perubahan tanpa meninggalkan budaya Indonesia. “kita sudah melewati usia 50 tahun, harus tetap semangat menyikapi dan melalukan perubahan kepada hal-hal positif, jangan sampai kita meninggalkan cultur/budaya Indonesia demi menyongsong masa depan. Jangan hanya menjadi pendenger saja, ayo bangun unutuk berkreasi,” papar Sufyati. (*TIN)
Bagikan :