Diskusi Pemahaman Bencana Alam di UNAS

JAKARTA [UNAS] – Pusat Kajian Jepang bekerjasama dengan The Japan Foundation menyelenggarakan Kuliah Umum Discover Japan bertemakan “Menajemen Kebencanaan dan Workshop Kamishibai”. Kuliah umum tersebut bertujuan untuk saling berbagi pengetahuan tentang bencana alam, dampaknya dan penanggulangan bencana dari kedua negara.

Indonesia dan Jepang merupakan  negara kawasan rawan bencana gempa, tsunami sehingga kedua negara tersebut memiliki langkah yang berbeda dalam  pengetahuan tentang bencana. Masyarakat Indonesia selalu berdampingan dengan kawasan bencana alam, ini dibuktikan dengan masih ditempatinya kawasan – kawasan rawan bencana namun masyarakat Indonesia lebih cepat dalam proses pemulihan secara sikis terhadap dampak pasca bencana. Sedangkan masyarakat Jepang cenderung  lebih menghindari kawasan – kawasan rawan bencana dan lebih lamban dalam proses pemulihan secara sikis.

Pemahaman terhadap bencana alam memang sangat penting, Jepang merupakan negara yang memberikan pengetahuan dan pembelajaran tentang bencana alam sedini mungkin. Lain halnya dengan masyarakat Indonesia yang masih lemahnya pengetahuan dan pembelajaran tentang bencana alam. Menurut Ahmad Arif  Wartawan, salah satu Media yang menjadi cetak sebagai narasumber pada acara tersebut mengatakan bahwa Indonesia berada di ring api bencana alam, sudah sepantasnya pengetahuan dan  pembelajaran bencana alam lebih ditingkatkan.

“Indonesia dapat meniru pendidikan bencana alam dari Jepang yang sejak sedini mungkin mengenal pemahaman bencana alam, selain pengetahuan tentang bencana alam  Indonesia harus lebih siap secara infrastruktur dalam penanggulangan bencana. Namun Jepang pula harus belajar dari masyarakat Indonesia yang lebih cepat dalam pemulihan secara sikisnya dan  membangun kembali daerah tersebut pasca bencana” ujarnya diruang Aula Blok 1 Lantai IV Universitas Nasional, Selasa (13/12).

Menanggapi hal tersebut Peneliti Universitas Wako Jepang, Yoko Takafuji mengatakan bahwa kedua negara memiliki perbedaan pada budaya masyarakat yang sudah turun menurun. Masyarakat indonesia lebih cepat beradaptasi kembali pasca bencana alam. Itu lah yang menjadi perbedaan masyarakat kedua negara tentang hidup berdampingan dengan bencana alam. Yoko mengharapkan pengetahuan akan bencana di Indonesia dapat ditingkatkan agar dapat menekan tingginya korban jiwa atas dampak bencana alam.

Baca Juga :   Seminar Peran Multidisiplin Ilmu Untuk Pembangunan Nasional

Indonesia merupakan negara didalam kawasan ring api dan kawasan rawan bencana  sudah semestinya dapat melindungi seluruh masyarakatnya secara maksimal dalam hal bencana alam, Indonesia juga harus dapat meningkatkan pemahaman seluruh masyarakat dalam pengetahuan terhadap bencana alam. Kurangnya Sosialisasi tentang bencana alam dan rentannya infrastruktur merupakan faktor utama tingginya korban jiwa dari dampak bencana di Indonesia.

 

 

Bagikan :

Info Mahasiswa

Related Post

MENGENAL PERUSAHAAN KOREA DI INDONESIA
BPM Lakukan Simulasi Internal Re-akreditasi Doktoral Ilmu Manajemen
Dies Natalis ke 70, PLT Kepala LLDIKTI Wilayah 3 Suntikkan Semangat pada Mahasiswa UNAS dalam Berwirausaha
Unas Dorong Percepatan Jabatan Fungsional Bagi Dosen
Sambut Bulan Puasa, FEB Unas Gandeng AMKI DKI Jakarta Gelar Tarhib Ramadhan
Fakultas Biologi jadi Tuan Rumah Kuliah Umum “The Gendered Nature of Ecosystem Services” oleh University of Exeter, UK

Kategori Artikel

Berita Terbaru
Chat with Us!