Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III Jakarta ini merupakan sebuah upaya untuk mendorong publikasi ilmiah bagi mahasiswa dan dosen. Mengusung tema ‘Innovation for Sustainable Future’, kegiatan ini juga menghadirkan para akademisi dari beberapa perguruan tinggi baik nasional maupun Internasional.
Ketua Konsorsium, Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A., mengatakan, kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk memperluas akses, meningkatkan mutu publikasi karya ilmiah, memperluas kolaborasi, dan juga transfer knowledge antar perguruan tinggi.
“Mudah-mudahan dalam konsorsium ini kita bisa berdiskusi dengan baik dan menemukan solusi dari berbagai masalah ilmu alam. Saya juga berharap konsorsium ini melahirkan beberapa inovasi yang dapat bermanfaat bagi masa depan yang berkelanjutan,” tutur Rektor Unas itu.
Ketua LPPM Unas, Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si., mengatakan, terdapat empat tema yang dibahas dalam konsorsium ini. Tema tersebut ialah conservation and biodiversity, medical plant and pharmaceutical products, agriculture and food safety, serta bio-engineering and related technology.
“Tema tersebut juga dibagi ke dalam empat breakout room, kemudian para peserta dipersilahkan untuk bergabung dan memilih dari keempat topik bahasan tersebut,” ujarnya. Ia turut menyampaikan apresiasinya kepada para pembicara dan juga peserta yang hadir untuk dapat berdiskusi mengenai inovasi berkelanjutan di bidang alam.
Kegiatan ini diawali dengan pemaparan materi oleh Keynote Speaker, Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta, Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc. Ia mengatakan institusi pendidikan memiliki peranan penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yakni dengan melakukan penelitian dan publikasi ilmiah.
Dalam paparannya, Ia juga menjelaskan mengenai Inovation Sustainble Development Goals (SDGs) yang terdiri dari 17 poin. “Terdapat agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan yang diadopsi oleh semua negara anggota PBB pada tahun 2015. Hal ini bisa memberikan perdamaian serta kemakmuran bagi manusia dan planet untuk masa depan,” katanya.
Kepala LLDIKTI melanjutkan, SDGs tersebut secara singkatnya terdiri dari program mengakhiri kemiskinan, mengakhiri kelaparan dan perbaikan gizi, kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, memastikan ketersediaan dan pengelolaan air, akses energi terjangkau, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, membangun infrastruktur, dan mengurangi ketimpangan.
“Tak hanya itu, pembangunan berkelanjutan juga fokus dalam menjadikan kota dan pemukiman aman dan tangguh, memastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan, mengambil tindakan dalam perubahan iklim, melestarikan sumber daya kelautan, melindungi ekosistem darat, menyediakan akses keadilan, serta memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global,” lanjutnya.
Pemaparan materi dilanjutkan oleh Prof. Dr. Ilya Raskin dari Rutgers University. Melalui penelitiannya yang berjudul ‘Medicinal Plants and Human Health’, Ia menjelaskan mengenai macam tanaman obat dan baiknya bagi kesehatan manusia.
“Hampir seperempat dari semua obat-obatan berasal dari tanaman. Di sisi lain, penelitian produk alami tumbuhan bukanlah hanya penemuan obat-obat saja, tetapi juga produk-produk konsumen seperti pangan fungsional, suplemen diet, kosmetik dan perawatan pribadi, serta biologi,” tuturnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., dari Universitas Nasional menjelaskan penelitiannya mengenai penyakit kardiovaskular dan pencegahannya melalui konsumsi jus buah.
“Mengonsumsi jus buah secara signifikan dapat melemahkan penyakit kardiovaskular, terutama melalui pencegahan dislipidemia dan pembentukan aterosklerosis. Komponen utama dalam jus buah juga berperan dalam mencegah penyakit kardiovaskular ialah polifenol dengan aktivitas antioksidan dan antiinflamasi,” jelasnya.
Erna melanjutkan, adapun buah yang dapat dikonsumsi untuk penyakit tersebut ialah yang mengandung serat tinggi diantaranya delima, kiwi, jambu biji, markisa, pisang, alpukat, stroberi, dan apel.
Sementara itu, Vice President & Head of Epidemology, Sanofi and Adjunct Faculty at the University of North Carolina at Chapel Hill, Adjunct Prof. Juhaeri, Ph.D. dalam materinya membahas mengenai ‘Covid-19: challenges and oppotunities’. Ia mengatakan bahwa Covid-19 merupakan sebuah bencana tetapi juga terdapat peluang di dalamnya.
“Selain mengakibatkan pandemi, Covid-19 juga membuat kita melahirkan inovasi bagi vaksin dan pengobatan, sehingga tercipta teknologi baru dan dunia kesehatan mengalami perkembangan yang lebih cepat,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Agric. Sci. Toshiaki Umezawa dari Kyoto University menjelaskan materinya mengenai ‘Pemanfaatan Biomassa Rumput di daerah tropis untuk Pembangunan Berkelanjutan’. Dalam paparannya, ia mengatakan bahwa biomassa adalah bahan biologis yang hidup atau baru mati, dan dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar.
“Pengunaan biomassa seperti rumput merupakan pilihan yang ramah lingkungan dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil. Sumber energi biomassa juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan diperbaharui sehingga dapat menyediakan sumber energi yang berkesinambungan,” jelasnya.
Di sisi lain, Prof. Dr. Endang Sukara, Ph.D., dari Universitas Nasional mempresentasikan penelitiannya dengan judul ‘Biosphere Reserves a Concept for Harmonizing Conservation and Sustainable Used of Biodiversity: Case Study SAMOTA BIOSPHERE RESERVE.’ Menurutnya, terdapat tiga fungsi dari pengelolaan cagar biosfer yakni untuk konservasi keanekaragaman hayati, pembangunan ekonomi dan sosial, serta penelitian.
“Cagar Biosfer SAMOTA sendiri dijadikan tempat penelitian karena memiliki ekosistem yang kompleks, mulai dari dataran rendah hingga tinggi, pulau-pulau kecil, dan ekosistem laut yang unik,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa cagar biosfer tersebut dapat dijadikan tempat memadukan ilmu pengetahuan, dapat menjadi wadah menurangi hilangnya keanekaragaman hayati dan degradasi lingkungan, meningkatkan pengelolaan SDA untuk kelestarian lingkungan, memperkuat kondisi sosial, ekonomi, dan budaya untuk pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, Assoc. Prof. Ts. Khamsah Suryati Mohd. PhD., dari Faculty of Bioresources and Food Industry Universiti Sultan Zainal Abidin, Malaysia membawakan presentasi yang berjudul ‘Malaysian Stingless Bee Propolis: Untapped Resources For Agrobase Industry-The Challenges for Sustainable Practices’.
Ia menuturkan bahwa penghasilan utama peternak di industri Malaysia ialah madu. Namun, madu hanya tersedia dalam enam bulan dalam setahun. “Oleh sebab itu, untuk pemanfaatan berkelanjutan madu pada lebah, saat ini tengah dilakukan konservasi lebah, penelitian penangkaran dan pemeliharaan lebah tanpa sengat untuk produksi madu dan propolis, serta perumusan strategi nasional konservasi polinator dan pemanfaatan berkelanjutan,” kata dia.
Materi diakhiri dengan pemaparan oleh Prof. Flavia De Nicola dari Departement of Sciences and Technologies University of Sannio. Ia menjelaskan penelitiannya yang berjudul ‘Soil PAH Biodegradation by Edaphic Microbial Communities of Typical Mediterranean Forest’.
Kegiatan ‘The 1st International Conference on Natural Science, Engineering & Technology’ ini juga merupakan rangkaian dari Perayaan Dies Natalis Unas ke 72 tahun.
Bagikan :