Jakarta (UNAS) – Dosen Program Studi Biologi/ Guru Besar Biologi Universitas Nasional (UNAS), Prof. Dr. Dedy Darnaedi turut serta berpartisipasi dalam “Celebrating Earth Day with University Brunei Darussalam and The Brunei Borneo Sustainability Summit, pada Senin hingga Rabu, 21 – 23 April 2025, di Universiti Brunei Darussalam (UBD). Dalam acara tersebut, Prof. Dedy didapuk menyampaikan paparan materi mengenai “Progress Report Assessment Cluster Flora of Borneo” pada sesi diskusi panel Science Panel of Borneo.
Saat dihubungi oleh Humas UNAS, Prof. Dedy yang juga Ketua Pusat Kajian Tumbuhan Tropika UNAS mengungkapkan bahwa dirinya diundang oleh pihak Universiti Brunei Darussalam untuk hadir serta menjadi pembicara pada KTT tersebut.
“Saya menjadi pembicara pada cluster Flora. Selain itu saya juga bertindak sebagai Ketua Cluster Flora of Borneo yang mengorganisir 30 orang peneliti Flora (ekologi, Taxonomist dll). Hal lain, saya juga menyampaikan paparan semacam Progress Report,” ujarnya melalui pesan Whatsapp, Selasa, (29/4/2025).

Dosen Program Studi Biologi/ Guru Besar Biologi Universitas Nasional (UNAS), Prof. Dr. Dedy Darnaedi.
Ia juga mengatakan bahwa dalam menyusun serta mempersiapkan report tersebut, pihaknya dibantu oleh Dosen muda Prodi Biologi FBP UNAS Alvira Noer Effendi, M.Si.
Lebih lanjut, Prof. Dedy mengatakan bahwa KTT ini sangat penting didalam membangun kesamaan persepsi dalam jangka panjang terkait Assessment Biodiversity, Conservation and Sustainable Development Borneo. “Indonesia – Malaysia (Sabah Sarawak) dan Brunei Darussalam menginisiasi melakukan Assessment Biodiversity, Conservation and Sustainable Development Borneo sebagai pulau terbesar ke dua di dunia yg dikuasai 3 negara. Karena itu harus ada kesamaan persepsi dalam management jangka panjang,” katanya.
Usai KTT tersebut, tambah Prof. Dedy, akan diadakan pertemuan setiap Ketua Cluster pada Juni 2025 di Bali untuk membahas draft hasil assessment berupa rekomendasi strategis tata kelola Biodiversiti dan lingkungan secara berkelanjutan di Pulau Borneo.
Dikutip dari, borneobulletin.com, Brunei Borneo Sustainability Summit diadakan berkat kolaborasi tiga negara yaitu Brunei, Malaysia, dan Indonesia. Dalam KTT tersebut, mempertemukan para ilmuwan terkemuka, pembuat kebijakan, dan pakar keberlanjutan untuk merancang jalan ke depan bagi kawasan tersebut.
Tujuan dari KTT ini adalah untuk memberikan penilaian yang komprehensif dan berbasis sains tentang hutan hujan, keanekaragaman hayati, dan tantangan sosial-ekonomi Borneo, dengan menggabungkan penelitian yang ketat dengan pengetahuan tradisional untuk memandu konservasi dan menginspirasi tindakan kolektif.
Dalam KTT ini menampilkan beberapa pembicara terkemuka termasuk Wakil Presiden untuk Asia dan Ketua Bersama Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDSN) Asia Tenggara Prof. Dr. Woo Wing Thye, Prof. Dr. Mazlin Mokhtar dari Universitas Sunway, Prof. Dr. Jatna Supriatna dari Universitas Indonesia dan Dr. Wardah Hakimah binti Haji Sumardi dari UBD. Sesi ini dimoderatori oleh Prof. Dr. Basilios Tsikouras dari UBD.
Pada KTT ini juga menampilkan lokakarya tematik dan diskusi tentang berbagai topik mulai dari geografi, flora dan fauna, hingga pertanian berkelanjutan dan pembangunan ekonomi. Sesi-sesi ini berpuncak pada draf pertama garis besar Laporan Penilaian Borneo, yang menetapkan prioritas regional dan memperkuat kolaborasi lintas batas. (*DMS)
Bagikan :