Jakarta (UNAS) – Indah Larasati dan Dinda Klazena Annace Rembet Mahasiswa Sosiologi FISIP UNAS mengikuti Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Lanjut (LKMM-TL) mewakili UNAS dalam rangkaian kegiatan berskala Nasional yang merupakan program pemerintah di bawah naungan LLDIKTI Kemendikbud.
Rangkaian LKMM terbagi dari 4 tahap yaitu tingkat pra-dasar, tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat lanjut. Adapun tingkat pra-dasar adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh masing-masing perguruan tinggi. Sedangkan, pada tahap selanjutnya diselenggarakan langsung oleh LLDIKTI.
Saat dihubungi oleh tim Humas UNAS, Indah, mengatakan bahwa untuk mengikuti tahap dasar mereka hanya perlu melampirkan sertifikat peserta PLBA dan sertifikat aktif organisasi. Pada tingkat dasar ini, LKMM dihadiri oleh seluruh wilayah LLDIKTI karena kegiatan dilaksanakan secara daring.
Selanjutnya, pada LKMM tingkat menengah yang dilaksanakan secara luring, hanya dihadiri oleh beberapa kampus pilihan. Adapun sistem seleksi yang diterapkan yaitu sistem gugur. Di mana, sebelumnya terdapat 4 perwakilan mahasiswa UNAS pada tingkat menengah, menjadi tersisa 2 perwakilan mahasiswa, Indah dan Dinda, pada tingkat lanjut.
“Alhamdulillah saya dan teman saya, Dinda, diberi kesempatan mewakili daerah LLDIKTI Wilayah III. Hanya ada tiga kampus wilayah Jakarta saja, salah satunya UNAS,” ujar Indah saat diwawancara, Jumat (24/12/2021). Pada tahap LKMM-TL ini dihadiri oleh perguruan tinggi dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote.
Secara garis besar, kegiatan LKMM ini mengajarkan mahasiswa untuk menjadi calon pemimpin bangsa di masa depan yang memiliki hardskills, softskills, maupun leadership skills. “Dalam LKMM-TL ini saya memperoleh materi yang sangat bisa menambah wawasan saya terkait dinamika perjuangan dan pembentukan bangsa,” ujar mahasiswi angkatan 2018 itu.
Dari kegiatan ini, Indah dan Dinda, memperoleh materi terkait isu utama dalam pembangunan keberlanjutan khususnya dalam demokrasi, kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan dan HAM di Indonesia. “Selain itu juga dapat memetakan daya dorong perubahan dan peluang pembangunan Indonesia di tahun 2045,” tutur Indah. Serta, mereka menerima materi-materi yang membangun fundamental dan wawasan kebangsaan. (*ARS)
Bagikan :