Jakarta (UNAS) – Duta Besar Indonesia untuk Ukraina yang sekaligus menjabat sebagai Guru Besar di Universitas Nasional Yang Mulia Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi SH, ME meluncurkan buku “Dari KYIV Menulis Indonesia” pada (8/10). Buku yang terdiri dari tiga bagian ini merupakan bentuk keresahannya terhadap Indonesia yang juga merupakan benang merah buku sebelumnya tentang pandangan, kepedulian dan visinya terhadap pertahanan dan keamanan Indonesia, baik dari aspek geopolitik, ekonomi maupun pemetaan politik dalam negeri. Peluncuran buku yang digelar di Aula Blok 1 Universitas Nasional ini, selain diahdiri oleh rektor Universitas Nasional Dr. El Amry Bermawi Putra, M.A juga turut dihadiri beberapa tokoh negara seperti dr. H.R. Agung Laksono Ketua Dewan Perwakilan Rakyat tahun 2004 –2009 dan Fadli Zon Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat tahun 2014 –2019.
Dalam peluncuran bukunya, Yang Mulia Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi SH, ME menyampaikan pemikirannya tetang apa yang terjadi di Indonesia. Menurutnya, apa yang saat ini terjadi di Indonesia tidak sepatutnya menyalahkan Presiden atau Pemerintah, maju mundur peradaban Indonesia itu sendiri terletak di tangan semua golongan dan merupakan tanggung jawab bersama . “ Dalam buku ini saya ingin mencoba menyampaikan apa yang seharusnya dilakukan oleh Indonesia. Jangan tumpahkan seluruh kesalahan kepada Presiden atau DPR atau pemerintah, berbicara Indonesia itu adalah kita, maju mundurnya peradaban Indonesia itu sendiri terletak ditangan kita dan ini merupakan tanggung jawab bersama yang mudah-mudahan bisa disepakati,” jelasnya.
Pada tulisannya Pria berkelahiran tahun 1968 ini menutip tentang terjadinya perubahan revolusioner kehidupan bangsa dan negara yang bergeser dari tata nilai communal state menjadi tata nilai global individual yang disebabkan oleh kemajuan IT (Information Technology). Teknologi Informasi bahkan kini telah menjadi kekuatan baru yang mengendalikan tatanan sosial budaya, mempengaruhi perdagangan domestik dan internasional, merubah peta perpolitikan dan secara drastis merevolusi sistim pertahanan dan keamanan dunia. Kini, negara-negara maju membelanjakan sebagian besar anggaran militernya untuk belanja teknologi informasi berbasis data, karena mereka meyakini dengan penguasaan itu mereka akan unggul beberapa langkah di depan.
Pada ksempatan yang sama, Rektor Universitas Nasional memberikan apresiasinya kepada Yang Mulia Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi SH, ME dalam peluncuran buku yang juga merupakan rangkaian perayaan Dies Natalis UNAS ke 70 tahun. “Saya ucapkan Selamat kepada Yang Mulia Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi SH, ME, Duta Besar Indonesia dan sekaligus Guru Besar di UNAS atas diluncurkannya buku “Dari KYIV Menulis Indonesia” merupakan rangkaian perayaan Dies Natalis UNAS yang pada bulan Oktober ini memasuki usia 70 tahun,” ucap El Amry dalam sambutannya.
Menurut Yang Mulia Yuddy, ada lima hal yang harus diperbaiki demi menunjang kemajuan Indonesia diantara lain 1. Politik Internasional, 2. Intensitas peran mediator konflik negara Asia-Afrika dalam lingkar Negara non-blok, 3. Re-orientasi pasar lnternasional secara masif dan pro-aktif dengan Unisoviet, 4. Bangun sektor Pariwisata dan 5. Investasikan anggaran secara terfokus. “Ada 5 hal yang perlu di perhatikan 1. Politik Internasional dalam politik internasonal ini nanti kan mencakup perekonomian internasional, 2. Intensitas peran mediator konflik negara Asia-Afrika dalam lingkar Negara non-blok. Kita harus kembali lagi memimpin ASEAN 3. Re-orientasi pasar lnternasional secara masif dan pro-aktif dengan Unisoviet, ini bisa dengan memperkuat pertanian di Indonesia yang nantinya akan menajdi devisa besar, 4. Bangun sektor pariwisata dan 5. Investasikan anggaran secara terfokus, bisa melalui sumber daya manusia dari segi pendidikan dan pelatihan secara terfokus,” tandasnya.
Sementara itu, dalam testimoni terkait dengan buku “Dari KYIV Menulis Indonesia” dr. H.R Agung Laksono menyampaikan terkait dalam 5 hal yang disampaikan oleh Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi SH, ME para pengambil kebijakan agar lebih dalam mengakaji, mendapatkan formulasi dan rekomendasi terkait dengan kebijakan yang efektif. “ dengan adanya 5 hal yang disampaikan tadi, semoga para pengambil kebijakan agar lebih dalam mengkaji, mendapatkan formulasi dan rekomendasi terkait dengan kebijakan yang benar-benar efektif untuk bangsa dan negara,” tutur Agung.(TIN)
Bagikan :