JAKARTA – Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional ( UNAS ) kembali mengadakan kuliah umum pada Jumat, (20/10). Menyandang tema “Prospek Kemerdekaan Palestina Pasca Islah Hammas-Fattah” kegiatan ini dihadiri oleh 113 mahasiswa program studi hubungan internasional.
Dalam sambutannya, Ketua Program Studi Hubungan Internasional Drs. Reuspatyono, M.Si. menyampaikan bahwa kuliah umum ini merupakan kegiatan yang penting dilakukan karena mahasiswa tidak harus selalu mengandalkan ilmu dari dosen. “Mudah-mudahan kegiatan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh mahasiswa yang menekuni bidang Hubungan Internasional. Semoga informasi yang didapatkan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata mahasiswa,” imbuhnya.
Kegiatan ini mengundang pembicara ternama yaitu H.E. Drs. Andy Rachmianto, M.Phil selaku Duta Besar LBB untuk Yordania dan Palestina. Dalam paparannya, pria kelahiran Jakarta, 8 April 1965 itu menjelaskan mengenai sejarah Palestina, konflik yang terjadi di Palestina, insiden kompleks Al-Aqsa, rekonsiliasi, prospek kemerdekaan Palestina, dan terakhir mengenai peran Indonesia dalam masalah Palestina.
“Masalah yang terjadi di Palestina sudah menjadi darah daging bagi Indonesia. Setidaknya terdapat enam isu dalam konflik Palestina-Israel diantaranya masalah perbatasan sebelum tahun 1967, pengungsi Palestina, status Jerussalem, pemukiman illegal Israel, keamanan domestic Palestina, dan masalah akses air bagi warga Palestina” ungkap Andy.
Pria lulusan Hubungan Internasional Universitas Padjajaran itu berharap, mahasiswa dari Program Studi Hubungan Internasional UNAS dapat bergabung menjadi diplomat-diplomat Indonesia, atau bergabung dengan kementrian luar negeri dan bisa menduduki posisi tertinggi sebagai duta besar di negara-negara luar negeri.
Ditemui usai acara, Sekretaris Program Studi Hubungan Internasional, Ajeng Rizqi Rahmanillah, S.IP., S.Hum., M.Si mengatakan bahwa terkait dengan konsiliasi politik yang berada di Timur Tengah dan Palestina ini menjadi isu utama dalam konsiliasi politik internasional sehingga sangat baik sekali untuk menjadi topik dalam kuliah umum.
“Manfaat kegiatan ini mereka dapat mengetahui data-data eksplisit dari sumber terpercaya yaitu ahlinya, dimana dapat dijadikan sebuah input untuk mereka menganalisis kajian politik dikawasan Timur Tengah. Tidak lagi ada hoax dan tidak lagi memakai sumber berita yang tidak terpercaya”. Ungkap Ajeng.
Wanita yang hobi membaca buku itu berharap, mahasiswa Hubungan Internasional UNAS dapat menganalisis dengan baik bukan lagi dengan media yang buruk. “Kami selalu mendukung mereka untuk mencari data dan mendengar langsung segala ilmu dari ahlinya,” tutup Ajeng.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Blok 1 Lantai 4 ini dihadiri pula oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. Truly Wangsalegawa, M.A., M.Ed, Ketua Program Doktor Ilmu Politik UNAS Dr. TB. Massa Djafar, M.Si, ketua program studi Hubungan Internasional Drs. Reuspatyono, M.Si., dan para dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAS.
Bagikan :