Jakarta (UNAS) – Fakultas Biologi Universitas Nasional (FABIONA) bekerjasama dengan Forum Orangutan Indonesia (FORINA) dan Forum Konservasi Orangutan Kalimantan Barat (FOKKAB) yang didanai oleh Tropical Forest Conservation Act Yayasan Keanekaragaman Hayati (TFCA-Kehati) pada 21 November sampai 3 Desember 2016. Kegiatan ini dilakukan di bentangalam antara Taman Nasional (TN) Danau Sentarum dengan TN Betung Kerihun di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Habitat dan lokasi pengamatan ini berada di daerah rawa gambut hingga dataran rendah berbukit yang sudah mendekati perbatasan dengan Serawak.
Tim peneliti pada pengamatan ini adalah manager program FORINA Kapuas Hulu yang juga alumni FABIONA, Moh. Arif Rifqi, dan dibantu oleh alumni FABIONA lainnya yaitu, Ismail Addha, M. Bagus Satrio, M. Khoir, mahasiswa pascasarjana FABIONA, Misdi, dua peneliti FOKKAB, dan masyarakat desa. Kegiatan ini diketuai oleh Sri Suci Utami Atmoko yang juga sebagai dosen FABIONA.
“Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan survei atau monitoring sebaran dan populasi orangutan Kalimantan sub jenis Pongo pygmaeus pygmaeus. Sub jenis orangutan ini adalah sub jenis yang sangat sedikit informasi dan jumlah populasinya dibandingkan sub jenis orangutan Kalimantan yang lain,” ujar Sri Suci Utami Atmoko, yang juga merupakan alumni FABIONA 1985.
Selama pengamatan, peneliti yang dibagi menjadi empat kelompok menemukan orangutan P. Pygmaeus pygmaeus sebanyak enam individu terdiri dari satu flanged male (jantan dewasa berpipih), satu unflanged male (jantan dewasa belum berpipi), satu betina dan bayinya, dan dua jantan remaja.
Karena habitat rawa dan dataran rendah, para peneliti membuat sistem flying camp atau camp yang berpindah-pindah untuk memudahkan monitoring. Selain monitoring orangutan, tim melakukan survei biodiversitas yang lainnya seperti ikan, mamalia, reptil, dan burung. Hasil monitoring ini akan dibandingkan dengan hasil monitoring satu sampai dua tahun sebelumnya.
Tim FABIONA dengan memanfaatkan perjalanan jalan darat dari Lanjak, Putussibau, Sintang, dan Pontianak singgah dan berkunjung di Sintang. Selain melakukan monitoring orangutan, tim FABIONA juga berkunjung ke Sintang Orangutan Centre atau Yayasan Kobus untuk melihat persiapan orangutan yang akan dilepasliarkan di daerah aliran sungai (DAS) Mendalam, TN Betung Kerihun. Sehari kemudian tim melanjutkan studi banding ke Sarawak, Malaysia. Dari studi banding ini tim peneliti belajar bagaimana menjalankan ekowisata dan masyarakat disana menghargai kekayaan biodiversitas melalui simbol-simbol yang bertebaran dari hiasan lampu, seni lukis dinding, baju, dan lainnya. Dari studi banding ini dapat ditemukan sosialisasi yang dilakukan di daerah ini terlihat baik dan adanya multipihak yang saling mendukung pengaturan secara disiplin dan rapi.
Diharapkan dari adanya survei atau monitoring serta studi banding ini menjadi penyemangat untuk terus melakukan monitoring dan sosialisi, serta mengajak warga untuk tetap menjaga alam dan menghargai bentang alam Indonesia. (Nbl*)
Bagikan :