Fakultas Pertanian Bekerja Sama dengan Dirjen Tanaman Pangan Lakukan Sosialisasi Smart Biofarming Berkelanjutan

Jakarta (Unas) – Fakultas Pertanian Universitas Nasional (Unas) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) RI – Propaktani lakukan sosialisasi smart biofarming berkelanjutan, secara virtual, Senin (07/11). Kegiatan ini merupakan agenda propaktani episode 713 yang merupakan kegiatan rutin dari Dirjen Tanaman Pangan, Kementan RI.

Hadir sebagai keynote speaker, Dirjen Tanaman Pangan Kementan RI, Dr. Ir. Suwandi, M.Si., mengatakan, sosialisasi ini bertujuan guna mengenalkan smart biofarming berkelanjutan yang maju, mandiri, dan modern untuk mendukung ketahanan pangan.

“Maju dan modern itu prinsipnya berkelanjutan. Kalau berkelanjutan berarti harus ramah lingkungan. Tidak hanya mengejar keuntungan bisnis semata tetapi juga memahami bahwa membangun pertanian juga perlu fokus pada perspektif ekonomi, lingkungan, dan sosial”, ujarnya.

Suwandi menambahkan, tiga aspek tersebut merupakan hal yang dapat mewujudkan pertanian berkelanjutan, ditambah dengan lima strategi pembangunan pertanian yang telah disusun oleh Kementan. Adapun strategi tersebut ialah peningkatan kapasitas produksi, pengembangan diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern, serta gerakan tiga kali ekspor.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Unas, Dr. Suryono Efendi, S.E, M.B.A., M.M., turut mengapresiasi kegiatan aktif yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian khususnya dalam upaya mensosialisasikan smart biofarming untuk mendukung ketahanan pangan.

“Dalam upaya mencapai hal tersebut, dibutuhkan kolaborasi baik internal maupun eksternal agar dapat melahirkan gagasan dan pemikiran-pemikiran kedepan sebagai upaya pertanian berkelanjutan untuk mewujudkan pangan Indonesia yang kuat dan tangguh,” ucapnya dalam sambutan.

 

Pandangan Para Ahli

Dekan Fakultas Pertanian Unas, Prof. Edy Yuwono, Ph.D., mengatakan, pembangunan pertanian pada masa lampau memberikan dampak negatif terhadap ketersediaan sumber daya alam dan kualitas lingkungan. Hal ini disebabkan pembangunan tersebut hanya memfokuskan pada pertumbuhan ekonomi saja.

Baca Juga :   Seminar Nasional 'PEMILUKADA DALAM PERSPEKTIF DEMOKRASI PANCASILA'

“Melihat hal tersebut, harus ada perubahan cara pandang dalam penyelenggaraan pembangunan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan kesejahteraan petani. Oleh sebab itu, dibutuhkan pertanian berkelanjutan dengan menekankan pada pendekatan sistem dan agribisnis, berbasis sumberdaya lokal, serta dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat”, jelasnya.

Ia mengatakan, pertanian berkelanjutan ialah pemanfaatan sumberdaya terbarukan dan tak terbarukan untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan. Misalnya, dengan melakukan pertanian organik terpadu air limbah atau biofarming dengan memanfaatkan mikroba untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman maupun hewan, serta menghasilkan produk.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Ilmu Pertanian Indonesia (APTS-IPI) Dr. Ir. Paristiyanti Nurwadani, M.P., mengatakan, ketahanan pangan merupakan hal yang  perlu ditingkatkan untuk mewujudkan sistem pertanian yang mandiri dan berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga swasembada karbohidrat dan protein, meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian, serta meningkatkan kesejahteraan petani.

“Strategi pemantapan ketahanan pangan dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitad dan pengendalian konversi lahan pertanian, meningkatkan kualitas petani dan SDM pertanian, mengembangkan pusat pendidikan dan teknologi pertanian, meningkatkan investasi dan infrastruktur penunjang pertanian, integrasi kebijakan hulu sampai hilir, serta penguatan kelembagaan dan kewirausahaan petani”, tuturnya.  

Ketua LLDIKTI Wilayah III itu melanjutkan, upaya mewujudkan ketahanan pangan ini juga dapat dilakukan melalui program di kampus seperti pembangunan desa dengan peningkatan produktifitas pangan dan smart farming, melakukan pengolahan pasca panen, serta menerapkan teknologi digital marketing.

“Saya harap kampus sebagai wadah lahirnya generasi sektor pertanian dapat turut andil dalam mewujudkan ketahanan pangan khususnya melalui Fakultas Pertanian. Kampus juga dapat melakukan kolaborasi dengan universitas lain atau lembaga, sehingga dapat mensukseskan smart urban farming dengan melalui pemanfaatan big data dan kolaborasi lainnya”, pungkas Paristiyanti.

Baca Juga :   Kuliah Umum, Ajak Mahasiswa Belajar Kenbujutsu

Dalam kesempatan yang sama, Akademisi Unas Asoc. Dr. Ir. Seca Gandaseca, M.Agr., mengatakan, saat ini kita sedang mengadapi masalah global tentang ketahanan pangan. Internet of Things (IoT) dan teknologi smart farming merupakan solusi untuk mencapai hasil produksi yang lebih tinggi dengan biaya yang sedikit, sesuai dengan standar lingkungan pertanian.

“Kedua hal tersebut mengubah wajah produksi pertanian lebih meningkat, lebih hemat biaya, mengurangi pemborosan, serta lebih ramah lingkungan”,  paparnya. Menurut Seca, menerapkan teknologi modern juga akan meningkatkan potensi nyata untuk menghasilkan produksi pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan berdasarkan pendekatan yang lebih tepat dan hemat sumber daya. Walaupun memanfaatkan teknologi, era society 5.0 akan tetap mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya.

Namun, lanjut Seca, hal ini memerlukan biaya modal awal yang tinggi untuk integrasi IoT dalam smart farming. Bila IoT berhasil di terapkan, metode ini akan membangun pertanian yang berkelanjutan, maju, mandiri, dan modern di era society 5.0.

Di sisi lain, salah satu penerapan pertanian berkelanjutan telah diterapkan oleh PT. Bitec Ndayu, Sragen. Ir. Budi Rustomo, Mrur. Sc., Ph.D selaku Direktur Executive PT. Bitec Ndayu, Sragen mengatakan bahwa perusahaan ini menerapkan Zero Waste Integrated Biofarming untuk membangun sustainable agriculture. Ia menjelaskan bahwa Zero Waste ialah filosofi yang dijadikan  sebagai gaya hidup tanpa limbah demi mendorong siklus hidup sumber daya alam, sehingga produk-produk dapat digunakan kembali secara berkelanjutan.

“Dalam pengimplementasiannya, Zero Waste di BITEC Farm merupakan pertanian terpadu nir limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam proses produksi di farm, misalnya pembuatan pakan, pupuk organik, bahan additive, bioactivator, dan desinfectant ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan hewan”, katanya. (NIS)

Baca Juga :   Webinar Komunikasi Digital “Strategi Komunikasi Digital pada kondisi New Normal”
Bagikan :
Berita Terbaru

Jadwal pelaksanaan PLBA T.A 2024/2025

Hari : Kamis 

Tanggal : 19 September 2024

Pukul : 07.00 – 17.00 WIB

Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FISIP
  2. FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
  3. FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
  4. FAKULTAS TEKNOLOGI  KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Hari : Jum’at

Tanggal : 20  September 2024

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
  2. FAKULTAS HUKUM
  3. FAKULTAS ILMU KESEHATAN
  4. FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

Chat with Us!