JAKARTA (UNAS)- Kemiskinan masih menjadi pokok permasalahan di dunia, khususnya Indonesia. Indonesia sendiri mempunyai warga yang mayoritas memeluk agama Islam, maka Zakat dinilai bisa mengentaskan kemiskinan. Pada kesempatan ini Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Nasional bekerjasama dengan Zakat AL- Azhar menggelar seminar nasioal di Aula Blok 1, Lantai 4 Universitas Nasional.
Selain Seminar Nasional, dalam acara tersebut juga dilangsungkannya penandatanganan Momerandum of Understanding (MoU), guna memperkuat kerjasama antara FEB UNAS dan Lembaga Amil Zakat Al-Azhar.Menurut Dekan FEB, kerjasama ini merupakan bentuk pengabdian Tri Dharma perguruan tinggi yang nantinya akan dipergunakan untuk penelitian, pengabdian masyarakat, kajian bersama dan kegiatan yang masih didiskusikan kedua pihak.
“Acara ini juga merupakan penandatanganan MoU FEB UNAS dan Zakat Al-Azhar, karena kita mayoritas muslim dan wajib memberi zakat. Dan ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan tinggi untuk penelitian, pengabdian dan kajian bersama,” terang Dr. Suryono Efendi, SE.,MM. Seminar yang bertemakan “Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat” ini mengundang beberapa narasumber, antara lain Dr. Sufyati Hs., SE., MM yang merupakan dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAS, Sigit Iko Sugondo seorang praktisi ZISWAF dan Direktur Eksekutif LAZ AL-Azhar Agus nafi. pada (9/4).
Suryono juga menjelaskan bahwa sebagai akademisi UNAS merasa terpanggil untuk ikut memperbaiki dan membangun negara menjadi lebih baik dengan meluluskan mahasiswa yang berguna. “Sebagai akademisi, UNAS merasa terpanggil bagaimana membangun negara kedepan jadi lebih baik, salah satunya dengan mempunyai lulusan mahasiswa yang berguna.” Ia juga menambahkan “dalam era ini kesenjangan ekonomi makin lama makin lebar, kaya makin kaya dan miskin makin miskin ini menjadi PR kita bagaimana mengentaskan kemiskinan,” sambung Suryono disela-sela sambutannya di Jakarta (9/4).
Sementara itu, dalam materinya Agus nafi’ menjelaskan macam- macam zakat. Menurutnya zakat sekarang ini hanya identik dengan Ramadan padahal ada beberapa zakat yang harus kita ketahui menurut waktu dan fungsinya. “Mungkin yang kalian tahu saat ini zakat identik dengan Ramadan, sebenarnya zakat itu ada beberapa macam menurut waktu dan fungsinya, seperti zakat pertanian. Bila kamu bermata pencaharian sebagai petani yang menghasilkan makanan pokok juga ada hitungan zakat. Nah ini kamu harus tahu,” jelas Agus.
Direktur Eksekutif LAZ Al-Azhar ini juga berharap supaya kerjasama UNAS dan Zakat Al-Azhar bisa terkabul untuk penelitian, pengabdian dan kajian. “Semoga kerjsama ini bisa terkabul, bisa untuk penelitian bersama dan kajian untuk adek-adek mahsiswa UNAS,”tutupnya. (*TIN)
Bagikan :