Jakarta (Unas) – Universitas Nasional dan Rutgers University melangsungkan kegiatan training dan workshop metode RAMES (Rapid Metabolome Extraction and Storage) pada Kamis, 18 Mei 2023 di Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Bali. Kegiatan ini sebagai bentuk sosialisasi atau memperkenalkan metode RAMES kepada para akademisi dan peneliti di Indonesia agar saat pengambilan sampel di lapangan bisa dilakukan dengan cepat, mudah, dan tidak merusak lingkungan.
“Workshop ini adalah salah satu dari rangkaian workshop yang sudah dilaksanakan bertujuan untuk mensosialisasikan dan melatih para akademisi serta scientist di Indonesia untuk melakukan ekstraksi dan penyimpanan tumbuhan dengan cara yang sangat ramah lingkungan dan mudah dilakukan di lapangan,” ujar Wakil Rektor Unas Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt. saat diwawancara, Minggu, 21 Mei 2023.
Prof. Erna mengungkapkan, setelah kegiatan ini dilaksanakan akan berlanjut dengan kerja sama antara pihak pengelola kebun raya yang ada di Indonesia. Kerja sama yang akan dilakukan bertujuan agar para peneliti Indonesia bisa melakukan ekstraksi dengan Metode RAMES.
“Sehingga kita mempunyai ekstrak tumbuhan khas atau endemik Indonesia tetapi tanpa merusak tumbuhan itu sendiri, jadi diharapkan mungkin tiga sampai lima tahun ke depan kita sudah punya koleksi ribuan ekstrak dari sampel tanaman Indonesia tidak hanya tanaman obat tapi juga berbagai tanaman mungkin yang punya potensi obat,” katanya.
Kegiatan training dan workshop ini diikuti lebih dari 30 peserta baik itu akademisi dari berbagai Universitas di Indonesia dan juga para peneliti di kebun raya di Indonesia. Kegiatan ini juga bekerja sama dengan Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia. Selain itu, kegiatan ini juga didukung oleh NIH Fogarty dan Asia-Pacific Network (APN) for Global Change Research.
Sementara itu di waktu yang berbeda, Peneliti Rutgers University Prof. Ilya Raskin mengapresiasi antusias yang tinggi dari para peserta. Seperti yang Ia harapkan bahwa dengan pelaksanaan workshop ini Indonesia bisa menjadi pionir/leader di dunia dalam menciptakan koleksi metabolomics dan genomic dari tumbuhan langka, terancam punah, dan tumbuhan endemik.
Lebih lanjut, Prof. Ilya mengatakan bahwa metode Rames dapat membantu dalam upaya mengoleksi ekstrak tumbuhan.
“Ini sangat penting untuk dapat merekam dengan cara mengawetkan, dan kita mempelajari tumbuhan tersebut sampai akhirnya tumbuhan tersebut benar-benar menghilang. Jadi saya berharap, Indonesia yang saat ini telah memiliki 500 sampel akan terus mengkoleksi tumbuhan tersebut, dan mempelajari bahan alam yang akan bermanfaat bagi kesehatan manusia, masyarakat, dan tentunya negara ini (Indonesia),” tuturnya.
Ia berharap, melalui training dan workshop, peserta dapat mengembangkan ide-ide dan memanfaatkan metode RAMES untuk penelitian. Selain itu juga diharapkan para peserta dapat mengembangkan potensi baru keanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia.
Terkait kerja sama yang selama ini telah terjalin dengan Universitas Nasional, Prof. Ilya mengungkapkan bahwa kolaborasi ini merupakan kolaborasi yang paling produktif dimana berkat kerja sama ini kedua belah pihak telah berhasil memiliki 500 sampel ekstrak tumbuhan. “Saya pikir ini adalah kolaborasi paling produktif yang kami miliki di negara mana pun. Saat ini, kami sudah bekerja untuk 28 negara yang berbeda tetapi di Indonesia, kami menemukan kolega yang baik dan biodiversitas yang beranekaragam Dengan hal itu, maka metode ini (Rames) sangat tepat untuk dilakukan dan disampaikan dalam workshop ini. Dan ini adalah sesuatu yang sangat berharga untuk dilakukan,” ungkap Prof. Ilya.
Senada dengan Prof. Ilya, Peneliti lain dari Rutgers University Prof. Dr. Vyacheslav (Slavik) Dushenkov mengatakan bahwa keanekaragaman hayati kimiawi tanaman cepat atau lambat mungkin akan hilang dari bumi. Namun, dengan metode Rames kandungan biokimia atau bahan lainnya yang ada di dalam tumbuhan bisa dilestarikan dan akan ada selamanya.
Ia melanjutkan, dengan mengikuti pelatihan ini para peserta akan mengetahui bagaimana menghasilkan komposisi kimia dari tanaman yang ada dan membuat database yang akan digunakan lebih lanjut di masa mendatang.
Ia pun berharap melalui workshop ini, para peserta bisa mendapatkan wawasan lebih dalam tentang Rames dan bisa diimplementasikan dilapangan. “Saya tentu berharap para peserta workshop ini dapat menerapkan teknologi ini dan bisa diimplementasikan dilapangan. Juga sebagai upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati tanaman dengan melestarikan komposisi kimia dari tanaman yang berbeda,” pungkasnya.
Wakil Ketua Panitia yang juga Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unas Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si. mengatakan kegiatan training dan workshop RAMES merupakan kegiatan yang ketiga kalinya dilaksanakan di Indonesia dan terasa istimewa karena dilaksanakan di Denpasar, Bali dan juga melibatkan lembaga yang lain seperti Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI), BRIN, dan Universitas yang ada di wilayah Bali dan sekitarnya.
Adapun peserta yang ikut berasal dari berbagai Universitas di Indonesia dan juga luar Negeri. Selain itu juga, para peneliti di lembaga penelitian di Indonesia ikut serta dalam workshop ini. “Diharapkan dengan demikian maka metode ini akan semakin meluas dan diimplementasikan di seluruh wilayah di Indonesia dan semakin cepat pula skrining awal potensi dari tumbuhan di Indonesia akan semakin dapat diwujudkan,” katanya.
Sebagai informasi, sebelum pelaksanaan training dan workshop metode RAMES ini, telah dilaksanakan International Conference yang diadakan di Hotel Prime Plaza Sanur, Bali pada Selasa dan Rabu, 16-17 Mei 2023. Adapun Wakil Rektor Unas Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt. menjadi invited speaker dalam acara ini. (*DMS)
Bagikan :