Jakarta ( UNAS ) – Bagi sebagian rakyat Korea nama King Sejong mungkin sudah tidak asing lagi. Bagi masyarakat Korea, King Sejong adalah seorang ‘pahlawan’. Dialah yang menemukan Hangeul, huruf/abjad Korea yang hingga kini dipakai masyarakat Korea. Karena jasanya itu, dibangunlah patung King Sejong di area Gwanghawmun Square. Tinggi patung ini mencapai 9,5 meter dengan berat 20 ton.
King Sejong sendiri adalah raja ke-4 dari Dinasti Joseon. Ia memerintah sejak September 1418 sampai menghembuskan nafas terakhirnya pada Mei 1450. Sejong meninggal karena diabetes. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai orang yang sangat cerdas. Ia sangat menyukai science, teknologi dan sastra.
Sebelum ada Hangeul, orang Korea menggunakan Hanja (karakter Cina). Namun Hanja sangat kompleks dan butuh waktu bertahun-tahun untuk mempelajarinya. Sementara Hangul sangat mudah dipelajari, bahkan hanya butuh waktu du jam saja kita sudah dapat menguasai kosakata serta tata bahasa korea karya King Sejong tersebut. Berkatjasanya yang begitu besar didunia pendidikan khususnya kesusastraan Korea maka Pemerintah Korea mendirikan sebuah Institusi pendidikan bahasa dan budaya korea yang diberi nama King Sejong Institute Foundation. Pada saat ini, King Sejong Intitute Foundation mempunyai lebih dari 130 institusi cabang yang tersebar di lebih dari 55 negara di dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, saat ini terdapat 5 King Sejong Institute, yaitu di Jakarta , Makassar, Bandung dan Surabaya. Dalam rangka menindak lanjuti pertemuan antara Manager Of King Sejong Institute dengan Dr. El Amry Bermawi Putera. M.A selaku Rektor Universitas Nasional pada Kamis ( 23/3) maka kedua institusi baik UNAS dan KSI sepakat untuk menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan dengan lebih intensif dan serius. Tepatnya pada bulan juni 2017 Delegasi KSI akan bertandang ke Universitas Nasional guna merealisasikan MoU yang sudah digagas sebelumnya.
Ditemui di ruang kerjanya Dra. Inez Saptenno selaku Kepala Divisi Kantor Kerjasama Internasional ( KKI ) Universitas Nasional, menuturkan bahwa kerjasama Unas dan KSI ini merupakan tindak lanjut atas kerjasama yang telah terjalin sebelumnya antara Unas dan Universitas Katolik Of Daegu Korea Selatan. Melalui King Sejong Institute Foundation ( KSI) Universitas Nasional berhasil terpilih sebagai partner dalam kerjasama dua negara asia ini setelah melewati tahap seleksi yang cukup sulit. Unas selaku universitas swasta tertua di Jakarta harus bersaing dengan 27 negara di Asia dimana masing – masing negara tersebut memaparkan ide- ide maupun program – program dalam bentuk proposal yang terdiri dari 51 proposal dimana Unas keluar sebagai finalis bersama 6 institusi dan Universitas diseluruh Indonesia yang ditunjuk sebagai mitra dari KSI.
Adapun realisasi dari kerjasama ini ungkapnya, Unas bertindak sebagai tuan rumah yang bertugas menyiapkan seluruh fasilitas baik sarana dan prasarana guna mendukung program belajar mengajar maupun program – program lainnya yang nantinya diperuntukan bagi siswa – siswi SMA, SLTA dan SMK baik negeri maupun swasta yang ada di wilayah Jakarta Selatan untuk dapat langsung mempelajari bahasa, budaya, teknologi maupun seni dan kebiasaan – kebiasaan orang korea di Universitas Nasional . Kerjasama yang berkaitan dengan dunia pendidikan tinggi ini nantinya akan menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat Jakarta yang hasu akan informasi dan seluk – beluk tentang negeri ginseng tersebut, Inez pun berharap agar kerjasama yang terjalin antara Unas dan KSI ini tidak hanya mencangkup bidang budaya dan bahasa saja melainkan semua aspek yang dipelajari di Unas seperti teknik mesin, teknik fisika, ilmu komunikasi, ilmu politik bahkan ilmu hukum sekalipun.
“ Dengan adanya program studi bahasa korea maupun jepang yang ada di Unas, ini membuktikan bahwa Unas tidak hanya mampu berbicara di dalam negeri saja melainkan Unas terus berupaya untuk melebarkan sayapnya ke dunia internasional khususnya negara – negara di asia. Kerjasama internasional yang terjalin antara Unas dan KSI ini merupakan bukti atas kepercayaan negeri ginseng tersebut terhadap kualitas SDA dan SDM yang dimiliki oleh Unas. Dengan adanya kerjasama ini nantinya Unas akan menjadi barometer pusat kebudayaan korea di wilayah Jakarta. Saya pun berharap agar kerjasama ini mampu melahirkan lulusan – lulusan yang saling berkontribusi untuk kemajuan kedua negara terutama dibidang IPTEK,”
Bagikan :