Bogor (UNAS) – Universitas Nasional menggelar Rapat Kerja Tahun 2024 bertema “Inovasi dan Kolaborasi: 75 Tahun Perjalanan Menuju Pendidikan Berbasis Teknologi dan Globalisasi”, pada Selasa – Kamis, (10-12 September 2024) di Hotel Grand Ussu, Cisarua, Puncak Bogor, Jawa Barat. Acara ini diikuti oleh Pimpinan Yayasan, Universitas, Fakultas, Program studi, Kepala Biro, Badan, dan Unit di lingkungan Universitas Nasional.
Adapun pada Raker ini, juga dihadiri oleh Kepala LLDIKTI wilayah III Prof. Dr. Toni Toharudin dan Guru besar Universiti Malaya, Malaysia Prof. Dr. Mohd. Salleh Aman dari Universiti Malaya yang bertindak sebagai pembicara.
Ketua Pengurus YMIK Dr. Ramlan Siregar, M.Si. dalam pembukaan rapat kerja mengatakan penyelenggaraan kegiatan Raker ini sangat penting dalam rangka menyelenggarakan good university governance. Menurutnya, Raker ini dapat berfungsi untuk meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi rencana kerja di lingkungan Universitas. Melalui kegiatan ini, struktur organisasi menjadi lebih jelas sehingga dapat memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran yang sesuai dengan prinsip good governance, seperti transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi.
Sehingga, dengan demikian, diharapkan UNAS bukan hanya unggul dalam akreditasi namun memastikan unggul dalam tata kelola Perguruan Tinggi.
“Kegiatan ini sangat penting bagi kita dalam rangka lebih memantapkan kebersamaan kita untuk menyelenggarakan Universitas Nasional sehingga menjadi sebuah universitas yang tidak hanya unggul dalam akreditasi namun juga unggul dalam good governance university,” katanya.
Ramlan mengungkapkan bahwa pada tahun 2020, pihak yayasan telah menetapkan rencana induk pengembangan Universitas Nasional sampai dengan tahun 2035. Dari rencana induk tersebut, kata Ramlan, sebagian target telah tercapai oleh Universitas Nasional. Ia berharap, dengan adanya rencana induk pengembangan Universitas Nasional yang telah disepakati, pihak sivitas UNAS dapat melaksanakan prinsip-prinsip penyelenggaraan perguruan tinggi agar cita-cita mewujudkan good governance university dapat tercapai.
Lebih lanjut, Ramlan mengungkapkan bahwa dalam mewujudkan good governance university, salah satu faktor penting didalamnya adalah dosen. Menurutnya, dosen berperan dalam pengelolaan layanan akademik dan kualitas pendidikan, yang penting untuk bersaing di tingkat global.
“Sebagai perguruan tinggi yang sudah punya komitmen, saya berharap kita mengingat dan memahami, supaya dalam mewujudkan good governance university dapat tercapai dengan segala macam kriterianya, termasuk didukung oleh sumber daya yang harus sangat memadai dari segi dosen. Karena dosen memiliki peran penting dalam pengelolaan layanan akademik dan kualitas pendidikan,” jelasnya.
Refleksi 75 Tahun UNAS
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UNAS Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A. turut menyampaikan perjalanan UNAS selama 75 tahun berdiri. Pada kesempatan itu juga, Rektor UNAS mengungkapkan berbagai tantangan dan beberapa capaian yang telah diraih.
Dalam refleksi 75 tahun, UNAS selalu berbenah memperbaiki diri demi menjamin kualitas pendidikan bagi mahasiswa. Hal tersebut direalisasikan dengan peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan serta kemampuan UNAS dalam memenuhi kebutuhan industri sehingga relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Selain itu, infrastruktur kampus terus dibangun oleh pihak UNAS, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mendukung mahasiswa dalam mengembangkan kompetensi diri. Peningkatan infrastruktur ini bertujuan untuk menciptakan iklim akademik yang lebih baik.
Rektor UNAS pun berharap, Raker ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat komitmen, dan menyatukan tekad untuk membangun UNAS yang unggul dan berdaya saing global.
Peran Sentral Kolaborasi dan Inovasi Di Era Digital
Salah satu pembicara utama, Prof. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc. menyampaikan pesan penting mengenai peran sentral kolaborasi dan inovasi di era digital. Dalam sambutannya, Prof. Toni menegaskan bahwa inovasi tidak lagi menjadi hal baru di dunia pendidikan. Di tengah transformasi digital dan globalisasi, inovasi merupakan elemen kunci untuk menjaga relevansi dan kualitas pendidikan.
“Pendidikan tinggi harus mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat guna mencetak lulusan yang siap bersaing di kancah global,” ujar Prof. Toni.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin, lembaga, bahkan antarnegara dalam upaya mendukung inovasi. Menurutnya, kolaborasi ini perlu diperkuat melalui kerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. “Kerja sama ini akan memperkuat jejaring akademik dan meningkatkan daya saing institusi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Prof. Toni menyatakan bahwa salah satu indikator keberhasilan perguruan tinggi dalam berinovasi dan berkolaborasi adalah akreditasi internasional. Ia mendorong Universitas Nasional untuk menjadikan akreditasi internasional sebagai target prioritas guna meningkatkan kualitas dan daya saing di tingkat global.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terukur dan realistis, terutama dalam aspek kualitas lulusan, kinerja dosen, serta kerja sama dengan industri. “Universitas harus memiliki target-target yang jelas dalam mencapai prestasi di berbagai bidang,” tegasnya.
Di usia yang ke-75 tahun, Universitas Nasional telah membuktikan diri sebagai institusi yang matang dan berkomitmen dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan semangat inovasi dan kolaborasi yang kuat, Prof. Toni optimis bahwa Universitas Nasional akan terus menjadi pionir dalam memajukan pendidikan di Tanah Air.
Integritas dan Kepribadian sebagai Pilar Kepemimpinan Pendidikan Tinggi
Prof. Dr. Mohd Salleh Aman selaku pembicara dari Universiti Malaya menyampaikan pentingnya integritas dan kepribadian dalam mengarahkan universitas menuju pencapaian status World Class University. Menurutnya, integritas adalah nilai utama yang menjadi pondasi keberhasilan Universitas. Tanpa integritas, kata Prof. Salleh, mustahil bagi institusi pendidikan tinggi untuk mencapai standar dunia
Ia juga menjelaskan bahwa kepemimpinan dalam pendidikan tidak hanya mengandalkan keahlian manajemen, tetapi juga kemampuan membangun hubungan yang jujur dan bertanggung jawab. “Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang memiliki kepribadian kuat, mampu memotivasi tim, dan memiliki komitmen untuk membawa perubahan,” lanjutnya.
Lebih lanjut dalam pemaparannya, penguatan soft skill, kepemimpinan, berpikir kritis, berbicara dengan jelas, dan bertindak dengan integritas sangat penting untuk memimpin di era modern. Prof. Salleh, menekankan bahwa keahlian-keahlian tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam kepemimpinan pendidikan tinggi.
Prof. Salleh juga membahas beberapa tantangan terkait integritas akademik, seperti plagiarisme dan penyalahgunaan wewenang dan menyarankan agar UNAS membentuk Biro Integritas sebagai langkah untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam seluruh aspek pengelolaan akademik.
Dalam kegiatan Raker ini, juga dilakukan penandatanganan Commitment Agreement oleh Ketua Yayasan, Pimpinan Universitas, Fakultas, Badan, Biro sert Unit-Unit. Adapun pada hari pertama, para Dekan dari setiap Fakultas secara bergilir menyampaikan capaian dan rencana kerjanya kedepan. Sementara, pada hari kedua, penyampaian capaian dan rencana kerja disampaikan oleh Kepala Badan, Biro, dan Unit-Unit dilingkungan UNAS secara bergantian. (*DMS)
Bagikan :