Jakarta (UNAS) – Berdasarkan Keppres No.4 Tahun 1993, tanggal 5 November merupakan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN). Sudah sejak lama, masyarakat diminta untuk dapat meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa dan satwa nasional dan pemanfaatannya secara bekerlanjutan untuk kehidupan manusia. Namun, kondisi lingkungan seperti climate change dan hilangnya habitat tidak unjung membaik.
Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio) Universita Nasional berupaya meningkatkan kepedulian dan pelestarian puspa dan satwa kepada masyarakat melalui acara talk show. Tema yang diusung dalam rangka memperingati HCPSN 2021 ini ialah “Kenali, Lindungi, dan Lestarikan Puspa Satwa Demi Masa Depan Bumi Kita”.
Dekan Fakultas Biologi UNAS Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan, “satu tujuan HCPSN ini adalah untuk meningkatkan kepedulian masyarakat atas perlindungan dan pelestarian puspa satwa Indonesa,” imbuh Tatang, Sabtu (6/11/2021).
Ketua Pusat Pengajian Islam UNAS Dr. Fachruddin M. Mangunjaya, M.Si., sebagai narasumber, menggaris bawahi faktor perubahan iklim disebabkan juga oleh temperatur bumi yang naik. Kebakaran hutan, limbah industri, dan semua energi berbasis fosil, sebagai penyebab penebalan atmosfer.
“ Kita sekarang bukan lagi climate change tetapi kita bilang climate crisis. Ketika suhu naik maka terjadilan pergeseran musim. Produksi pangan juga akan bergeser dan akan terjadi anomali,” tutur Dosen S1 dan Magister Biologi UNAS itu.
Hal ini sangat mempengaruhi keberlanjutan keanekaragaman hayati. “ Tentu saja karena terjadi pemanasan semua ikut menyesuaikan. Kalau binatang itu bisa beradaptasi tapi tidak ekstrim seperti manusia. Adaptasinya lambat sekali. Kemudian ada makhluk-makhluk kecil yang spesiesnya tidak diinginkan karena dibawa oleh faktor-faktor lain,” tambah Fachruddin.
Pada kesempatan yang sama, turut hadir ASN untuk Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) Endro Setiawan, M.Si., selaku narasumber. Untuk mengingatkan seluruh peserta webinar, Endro menyampaikan bahwa puspa bangsa Indonesia yaitu bunga melati sedangkan satwa bangsa Indonesia adalah binatang komodo.
Membahas mengenai pengaruh climate change terhadap puspa, Endro mengatakan pengaruh perubahan iklim terhadap tumbuhan sangat luar biasa. Salah satu fenomena yang paling mudah ditemukan adalah ketika ada perubahan iklim yang menyebabkan badai angin sehingga terjadi kegagalan penyerbukan dan penurunan produktivitas tumbuhan. Hingga, banyak tumbuhan yang harus beradaptasi dengan bergeser wilayah geografisnya.
“Secara umum perubahan iklim dapat merugikan spesies asli. Biasanya invasive species itu sangat mampu beradaptasi. Mereka datang dan punya mekanisme sendiri untuk berkembang. Mereka akan menguasai suatu lokasi dan merugikan bahkan bisa mematikan tumbuhan asli. Perubahan iklim bisa mempengaruhi sampai seperti itu ,” jelas Endro dalam acara dengan Ketua Pelaksana Muhammad Hudan Assalam.
Acara yang berkolaborasi dengan Badan Semi Otonom (BSO) Fakultas Biologi UNAS turut memberi ruang bagi setiap BSO tersebut untuk memaparkan terkait penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Serta studi tentang konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatannya dalam bidang industri.
Terdapat 7 BSO dengan topik bahasan yang dibawakan oleh masing-masing narasumber selaku ketua anggota, anggota ataupun dosen pembimbing. Kelompok Studi Ekologi Perairan (KSEP) yang dibawakan oleh Hendrawan Bakri, Kelompok Studi Penyu Laut “Chelonia” (KSPL) yang dibawakan oleh Dicky Paulus, dan Marine Conservation Club (MCC) oleh Seno Wicaksono.
Kemudian, ada Kelompok Studi Herpetologi “Sahul” (KSH) oleh Darmawan Liswanto, “Lutung” Forum Studi Primata (FSP) oleh Dr. Fitriah Basalamah, M.Si., Biological Bird Club “Ardea” (BBC) oleh Ady Kristanto, S.Si., dan terakhir Bioindustry Innovation Club (BIC) oleh Jim Ron, S.Si.
Dalam memperingati HCSPN, Himabio tidak hanya menyelenggarakan webinar. Namun, juga memeriahkan HCSPN dengan mengadakan lomba Video Reels Instagram dengan tema “Bagaimana Cara Menjaga Puspa dan Satwa Indonesia”. Lomba yang terbuka untuk umum ini selanjutnya akan diumumkan pada 15 November 2021. (*ARS)
Bagikan :