Jakarta (UNAS) – Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional Drs. Ganjar Razuni, S.H., M.Si. berhasil meraih gelar Doktor dalam bidang Ilmu Politik di Universitas Padjajaran, Bandung, pada Jumat (27/8). Ia meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya berjudul “Akar Ideologi Dan Pragmatisme Dalam Partai Golongan Karya Periode 1998-2019”.
Dalam Paparannya, Ganjar menjelaskan bahwa akar ideologis Partai Golkar bersumber pada konstruksi sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi dan ketuhanan yang berkebudayaan. Pemikiran itu berasal dari pemikiran Soekarno yang lahir sejak 1926-1945, yakni Marhaenisme dan menjadi basis pemikiran dari konstruksi ideologis Pancasila.
Ia menambahkan bahwa akar fundamental ideologis itu berbasis pada natur, kultur dan paham gotong-royong, yang merupakan intisari pokok dari Pancasila sesuai hakikat kelahirannya 1 Juni 1945.
“Dengan demikian, maka akar ideologi Partai Golkar makin terang, adalah bersumber pada pemikiran Soekarno, dimana Gotong-Royong itupun merupakan inti-sari pokok dari Marhaenisme dan merupakan ide dasar mewujudkan golongan-golongan fungsional,” ujar Ganjar dalam sidang promosi doktor ilmu politik Universitas Padjajaran pada Jumat, (27/8)
Dengan ditegaskannya ideologi Partai Golkar yang berasal dari pemikiran Soekarno yang berlandaskan keberadaan negara-bangsa, keberadaan golongan-golongan fungsional, paham Gotong- Royong, paham negara Gotong-Royong Golongan Karya dan keberadaan sebuah “partai-pelopor”. Namun seiring dengan perkembangan partai, Ganjar menemukan adanya pragmatisme dalam tubuh Partai Golkar dimana pragmatisme yang terjadi di tubuh Partai Golkar yang menyebabkan memudarnya orientasi ideologis dalam Partai Golkar melalui kultur dan perilaku politik (transaksional-pragmatis).
Ia pun memaparkan, menyurutnya orientasi ideologis dalam tubuh Partai Golkar terjadi dari faktor internal dan faktor eksternal. “Faktor internal yang menyebabkan melemahnya orientasi ideologis dan menguatnya orientasi pragmatisme transaksional dalam Partai Golkar sejak 1998-2019 disebabkan adanya pergeseran basis-sosial lapis kepemimpinan Partai Golkar dari kultur Abangan, Priyayi, Islam-Kejawen dan Kristen-kejawen kepada kultur Islam-perkotaan modernis yang berorientasi politik-liberal dan individualisme,”
Sementara untuk faktor eksternal, keinginan Partai Golkar untuk tampil dengan paradigma baru atau wajah baru yang menjadi partai yang modern, terbuka, demokratis dan dekat dengan rakyat terkendala dengan terjebak dengan liberalisme dan individualisme yang terwujud dalam gejala “pragmatis-transaksional”.
Diakhir paparannya, Ganjar mengatakan bahwa dalam rangka membentuk dan mencetak kader Partai Golkar yang ideologis, militan, intelek dan dekat dengan rakyat (populisme) di masa sekarang dan masa depan perlu direkonstruksi materi sejarah Partai Golkar agar lebih objektif, realistis, membangkitkan, membongkar, memberi pemahaman, dan bukan sekedar pada level pengetahuan serta dapat membangun kebanggaan di kalangan generasi milenial yang akan direkrut oleh Partai Golkar sebagai kader penerus di masa depan.
“Partai Golkar harus merombak sistem dan materi kaderisasi untuk membentuk kader ideologis dan sekaligus kader profesional yang berkarakter dan memiliki integritas yang kuat, intelek, merakyat dan peka terhadap kebutuhan rakyat. Materinya tidak hanya fokus tentang kepartaian internal teknis di dalam Partai Golkar, tetapi juga tentang pergerakan kebangsaan Indonesia dan ihwal,” kata Ganjar yang menjabat sebagai Sekretaris Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia/ Sekretaris Dewan Pakar Partai Golkar itu.
Sementara itu, hadir dalam sidang promosi doktor Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Republik Indonesia Dr. (HC). dr. H.R. Agung Laksono. Ia pun turut menyampaikan selamat atas diraihnya gelar doktor dari Universitas Padjajaran dengan predikat sangat memuaskan.
“Kami turut bangga karena promovendus dengan gigihnya, jenjang demi jenjang dijalani hingga mencapai di titik ini, saya gembira ketika diumumkan bahwa dari tim promotor maupun penguji telah menyatakan saudara Ganjar Razuni berhak menyandang gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan, sekali lagi saya ucapkan selamat,” tuturnya.
Sidang promosi Doktor yang digelar secara online melalui zoom meeting yang bertempat di ruang seminar menara UNAS Ragunan ini turut dihadiri Ketua Pengurus Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan Dr. Ramlan Siregar, M.Si., Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni UNAS Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A., M.M., Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat UNAS Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAS Dr. Zulkarnain, S.I.P., M.Si., beberapa tokoh politik dan seluruh dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAS.
Dalam sidang promosi doktor ini, Ganjar diuji oleh sembilan dewan penguji yaitu Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata (Ketua Sidang), Dra. Mudiyati Rahmatunnisa, M.A., Ph.D. (Sekretaris Sidang), Prof. Dr. Arry Bainus, M.A. (Ketua Promotor/Penguji), Prof. Dr. Rusadi Kantaprawira (Anggota Promotor/Penguji), Prof. Dr. Drs. Syamsuddin Haris, M.Si. (Anggota Promotor/Penguji), Prof. Muradi, S.S., M.Si., M.Sc., Ph.D. (Oponen Ahli/Penguji), Leo Agustino, M.Si., Ph.D. (Oponen Ahli/Penguji), Dr. Wawan Budi Darmawan, S.IP., M.Si. (Oponen Ahli/Penguji) dan Prof. Dr. H. Nandang Alamsah D., S.H., M.Hum. (Guru Besar/Penguji). (*DMS)
Bagikan :