JAKARTA (UNAS) – Tahun 2016 yang telah berlalu dengan segala dinamikanya memang menjadi tahun yang sangat meriah bagi Indonesia. Tapi 2017 lah yang akan menjadi ujian sebenarnya bagi bangsa Indonesia, demikian urai Kepala Pusat Studi Ketahanan Nasional Universitas Nasional (UNAS), Iskandarsyah Siregar, saat ditemui Kantor Berita Nasional (2/1).
“2016 telah menstimulasi beberapa hal yang akan mencapai titik klimaksnya pada 2017 ini. Apakah itu persoalan hukum, ekonomi, atau bahkan urusan ideologi bangsa ini ke depan. Something big will happen. Ibarat adonan yang sudah masuk dalam oven pada 2016, kita semua akan melihat dan merasakan hasilnya pada 2017. Apakah mengembang dengan baik atau bahkan bantet. Apakah rasanya nikmat atau malah tidak enak. Apakah makanan itu sehat atau bahkan membuat keracunan”, demikian papar Iskandarsyah.
Iskandarsyah menguraikan bahwa pada 2016 konstruksi perubahan telah mulai dibangun. Rangkanya sudah mulai disusun satu per satu. Persoalannya, ada lebih dari satu arsitek dan kontraktor yang sedang mengerjakan proyek konstruksi perubahan tersebut. Dampaknya, bangunan perubahan ini diawal terlihat compang camping. Terlihat wujud yang asimetris dan kurang elok dipandang. “Anda bisa bayangkan sebuah bangunan dikerjakan oleh lebih dari satu tim kontraktor. Dimana masing-masing tim tidak jelas pembeda job descriptionnya dan hanya membawa misi agar bangunan ini selesai tepat waktu dengan wujud yang sesuai selera mereka masing-masing. Lantai atas dan lantai bawah tema warnanya bisa sangat berbeda. Bahkan nuansa ruang tamunya bisa punya dua tema sekaligus, vintage dan modern pada satu dimensi yang sama”, papar Iskandarsyah.
Iskandarsyah mengingatkan bahwa sejatinya pemilik bangunan yang sedang dikonstruksi ini adalah bangsa Indonesia. Bahkan negara ini pun didirikan untuk kepentingan bangsa Indonesia. Jadi seharusnya selera yang dijadikan rujukan dalam membangun konstruksi ini adalah selera bangsa Indonesia. Tiap ornamen dan pembagian ruang pada bangunan ini haruslah memberikan kenyamanan, kemudahan, keuntungan, dan kebaikan yang semaksimal mungkin bagi bangsa Indonesia. “Bangsa ini harus tepat dan tegas dalam bersikap. Pastikan negara ini dijalankan persis dan sesuai dengan arahan Pancasila, jangan ada yang bergeser apalagi bertentangan. Kalau ada pekerja atau pengelola di rumah kita yang kurang ajar bersikap tidak sesuai dengan arahan keluhuran keluarga kita, arahkan. Jika tidak bisa beres juga, tidak ada pilihan lain, pecat atau usir. Jangan pusing”, tutup Iskandarsyah.
Berita selengkapnya dapat diakses di sumber
Bagikan :