JAKARTA (UNAS) – Anisa Arumningtias, asisten Staf Ahli Rektor Bidang Akreditasi Universitas Nasional berangkat ke Thailand untuk mengajar. Anisa merupakan salah satu kandidat yang lolos seleksi wawancara dan tes TOEFL untuk mengikuti Program Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) dan AIESEC Indonesia. Anisa tinggal di negara Gajah Putih selama 2 bulan, yaitu sejak pada 4 November hingga 23 Desember 2017.
“Sebelum berangkat saya mengikuti seminar pra departure training yaitu dibekali kisi-kisi tentang apa yang akan dikerjakan, hambatan dan peluangnya. Pelatihan diadakan selama tiga hari dan yang terpenting ialah belajar bahasa Thailand,” ungkapnya.
Program yang diadakan oleh KEMENPORA ini bernama Program Pemuda Magang Luar Negeri (PPMLN) adalah program baru dari Kemenpora untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi bonus demografi Indonesia yang akan dihadapi pada tahun 2020 sampai 2035 selama 15 tahun. Selama bonus demografi Indonesia membutuhkan pemuda-pemuda yang siap untuk menghadapi situasi apa pun secara pendidikan, sosial, ekonomi, politik, teknologi, dan lain-lain.
“Saya ditempatkan didesa Pracuap Kirikan menjadi tenaga pendidik yaitu guru disekolah Ban wang nam kyau school, lanjutnya, saya mengajar 500 siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang terbagi menjadi 18 kelas,” kata Anisa.
Anisa mengungkapkan, kesulitan utama yang dihadapinya ialah kendala berkomunikasi kepada anak-anak yang masih kurang memahami bahasa Inggris. “Disana anak-anaknya masih belum bisa berbicara bahasa Inggris jadi saya harus bekerja ekstra untuk mengajari anak-anak berbahasa inggris” imbuhnya saat ditemui di ruang Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan.
Anisa menegaskan keterbatasan dalam berbahasa sangat mempengaruhi proses pembelajaran dan sangat sulit untuk mengajak anak anak untuk belajar bahasa inggris karena bagi mereka bahasa Inggris adalah bahasa yang sulit.
Disinggung mengenai peluang mahasiswa Universitas Nasional mengikuti program tersebut, Anisa mengatakan peluangnya sangat besar karena menurutnya didalam dunia pendidikan siapapun bisa mengajar tidak harus dosen maupun profesor. “Mahasiswa aktif maupun sebagai pekerja bisa mengikuti acara tersebut cuma itu harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dan pendaftarannya pun sangat mudah, gratis dan terbuka untuk umum,” tuturnya.
Selain itu, Anisa menambahkan program ini sangat bermanfaat untuk mengetahui kehidupan masyarakat di luar negeri maupun sebagai penyambung relasi antara orang-orang dari berbagai negara.
Anisa mengaku banyak mendapat manfaat dan pelajaran di Thailand diantaranya mengetahui tentang kehidupan masyarakatnya dengan aspek psikologis maupun sosiologis dari anak-anak maupun masyarakat sekitar dan aspek pendidikan yang masih rendah.” Saya mendapatkan banyak pelajaran disana karena saya bisa mengetahui apa dan bagaimana kehidupan di Pracuap Kirikan dan juga karena pendidikan disana masih rendah serta anak-anak yang dari kecil sudah ditinggal orang tuanya merantau ke kota, saya banyak mendapatkan pelajaran dari kegiatan ini,” tutup Anisa.
Ditemui di waktu yang berbeda, Staf Ahli Rektor Bidang Akreditasi, Dr. Retno Widowati mengungkapkan bangga dapat melihat stafnya mengukir prestasi dan mendapat pengalaman serta pelajaran dari kegiatan yang dilakukan di luar negeri. Kepergian Anisa, namun mewakili UNAS dan membawa nama UNAS, sangat didukung tidak hanya oleh dirinya namun juga Universitas Nasional.
‘’Ini membuktikan bahwa UNAS mendukung karyawan untuk maju. Tidak hanya mengharumkan nama UNAS di kancah nasional dan Internasional, namun juga meningkatkan kualitas dari karyawan. Karena secara pribadi, melalui kegiatan ini Anisa kaya akan pengalaman serta meningkatkan softskillnya. Hal ini bagus untuk UNAS, karena akan meningkatkan kompetensi karyawan, Jika SDM nya baik, maka UNAS pun akan semakin maju,’’ papar Retno. (*DMS/MTH).
Bagikan :