Jakarta (UNAS) – Universitas Nasional, baru saja melaksanakan acara wisuda periode II tahun akademik 2020/2021 pada Sabtu (20/11/2021) lalu. Rektor UNAS Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A., telah melantik 1.018 wisudawan/ti yang dilaksanakan secara hybrid di Aula Cyber Library UNAS dan ditampilkan secara online melalui Zoom dan Youtube.
Pada rapat Sidang Terbuka Senat UNAS ini, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc., hadir untuk memberikan sambutan serta memberikan selamat secara langsung kepada 10 wisudawan/ti terbaik yang hadir di Aula Cyber Library UNAS.
Dalam sambutannya, Prof. Agus, mengapresiasi UNAS atas kerja keras dalam membimbing mahasiswa/i, terutama untuk membina hard skills dan soft skills melalui program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM).
Menanggapi hal ini, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni (AKA) Dr. Suryono Efendi, S.E., MBA., M.M., menyampaikan bahwa UNAS memang telah mempersiapkan dan melaksanakan beberapa program yang bisa mengantarkan mahasiswa memiliki hard skills dan soft skills yang lebih baik serta menjadi lulusan yang lebih berkualitas.
“Sehubungan dengan pelaksanaan MBKM ini banyak kegiatan-kegiatan yang bisa diikuti oleh para mahasiswa. Misalnya, kampus mengajar, banyak mahasiswa yang ikut kegiatan disana dan dibiayai oleh pemerintah,” tutur Suryono.
Selain itu, juga ada kegiatan magang dan kegiatan MBKM di luar negeri seperti di Korea dan Italia dengan sistem transfer kredit. Untuk mengikuti program yang diselenggarakan oleh pemerintah tersebut, sebelumnya para mahasiswa harus mengikuti tahap seleksi dari ribuan kampus.
Ke depan, sebagai Warek AKA, akan mendorong mahasiswa untuk menguasai bidang keilmuannya serta bidang-bidang lain yang dapat menunjang kompetensi. Seperti pelatihan kepempimpinan dan penguasaan bidang digital.
“Supaya mahasiswa lebih mempunyai kompetensi hard skills dan soft skills. Agar mahasiswa bisa menjadi lulusan yang nanti siap pakai di lapangan kerja,” tutup Suryono, Selasa (23/11/2021) saat ditemui tim Marketing & Public Relations UNAS.
Selain itu, Prof. Agus mengatakan, UNAS dinilai memiliki ketaatan azas terhadap berbagai macam peraturan yang ada saat ini.
“Terutama pada pelaporan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, yang menurut catatan kami selalu lengkap dan tertib. Dengan demikian, para wisudawan/ti yang dilantik mudah-mudahan tidak akan terkendala ketika kedepannya akan daftar CPNS, melamar kerja, bahkan menjadi calon Bupati, calon Legislatif, dan calon Gubernur, karena dari segi identitas, datanya sudah terekam di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi,” ungkap Kepala LLDIKTI Wilayah III.
Sehubungan dengan pangkalan data pendidikan tinggi, di UNAS, menjadi tanggung jawab Biro Administrasi Akademik (BAA). Ditemui pada kesempatan yang berbeda, Kepala BAA UNAS Dra. Sri Handayani, M.Si., menanggapi bahwa pelaporan tersebut menjadi capaian yang harus terpenuhi 100%.
“BAA sebenarnya melaporkan dari masing-masing program studi. Kita sentralkan laporan itu capaiannya harus 100%.,” tutur Kepala BAA UNAS saat diwawancara oleh tim Marketing & Public Relations UNAS, Kamis (25/11/2021).
Terdapat dua pelaporan yang dilakukan oleh BAA yaitu aktivitas kegiatan mahasiswa dan dosen. Pelaporan kegiatan mahasiswa terkait pengisian KRS yang terdiri dari mata kuliah yang diambil serta jumlah SKS. Kemudian, akan dicocokan dengan aktivitas dosen berdasarkan jumlah pertemuan mengajar serta input nilai mahasiswa.
Sri melanjutkan, “ kita ada dua term pelaporan, di bulan April dan Oktober. Untuk semester ganjil kita ada di bulan April dan pelaporan semester genap di bulan Oktober. Di awal semester kita melaporkan rencana pembelajaran, di akhir semester kita melaporkan hasilnya. Berbarengan dengan semester selanjutnya, ” ujarnya.
Oleh karena itu, tercapainya data yang tertib dan lengkap sangat diperlukan kerjasama seluruh mahasiswa serta dosen. Khususnya, data yang diinput oleh mahasiswa akan ditarik dari sistem yang kemudian akan dilaporkan. Hal ini turut berhubungan dengan jadwal kalender akademik yang telah diatur sesuai dengan timeline pelaporan di PDPT.
“ Kita buat kalender akademik itu memang sudah disesuaikan dengan pekerjaan yang ada di BAA. Kalau misalnya mereka mundur maka laporan juga akhirnya tidak bisa tepat waktu. Karena selama ini kita selalu tepat waktu untuk melaporkan, ” ungkap Sri saat ditemui di ruangannya. (*ARS)
Bagikan :