JAKARTA ( UNAS ) – Bekerjasama dengan Kantor Kerjasama Internasional ( KKI) Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Biologi, Universitas Nasional menyelenggarakan diskusi internasional bertajuk “ Marine Protected Areas and Coastal Communities in East Nusa Tenggara”. Pada kesempatan ini Florence Durney Peneliti asal Department of Anthropology University of Arizona, Amerika Serikat berkesempatan untuk mempresentasikan hasil disertasinya berjudul The Cost Of Adaption, Conservation, Modernization and Adat Preservation in Indonesia’s Last Traditional Whaling Community dihadapan para peserta yang terdiri dari mahasiswa program studi biologi yang berasal dari beberapa universitas yang berbeda di wilayah Jakarta Selatan.
Bertempat di Menara UNAS I Ragunan, Jakarta Selatan acara yang dimulai pukul 13.30 ini mampu menyita perhatian para peserta yang memang tertarik dengan penelitian bawah laut dan pesisir pantai. Memiliki wilayah perairan yang luas membuat Indonesia menjadi negara yang kaya akan sumber daya laut. Banyak jenis ikan dan terumbu karang yang hidup di setiap perairan laut indonesia. Perairan yang hangat dihuni oleh ikan dan tumbuhan laut yang beragam. Banyak pula ikan dari luar wilayah perairan indonesia berimigrasi ke perairan indonesia pada musim-musim tertentu untuk mencari makan dan berkembang biak. Hal ini juga yang membuat perairan indonesia memiliki jenis ikan yang beragam. Di wilayah pesisir banyak warga yang berprofesi sebagai nelayan, pengepul ikan, pembuat jaring, sampai dengan pembuat bom untuk menangkap ikan.
Namun dengan semua kekayaan yang ada nyatanya Indonesia dengan SDM yang terbatas tidak mampu mengelola hasil kekayaan alam dengan bijak dan benar. Atas dasar keprihatinan itulah Florence tergerak hatinya untuk melakukan penelitian tentang kerusakan yang terjadi dibawah laut. Kurangnya kesadaran menjaga lingkungan membuat para nelayan menggunakan cara – cara ilegal untuk mendapatkan iakan dilaut seperti, menggunakan bahan peledak, penggunaan obat bius serta menaruh perangkap – perangkap di wilayah terumbu karang yang pada akhirnya dapat merusak semua ekosistem yang ada.
Peneliti asal negeri Paman Sam inipun berujar bahwa, dengan adanya seminar ini ia yakin dan optimis dengan pemberian informasi yang benar yang didasarkan atas data dan fakta serta memberikan gambaran kondisi wilayah pesisir Indonesia saat ini khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya menjaga kelestarian sumber daya laut yang ada serta mampu mengatasi dan meminimalisir aktivitas-aktivitas yang dapat berakibat pada rusaknya ekosistem laut, ungkapnya.
“Apa yang hendak dicapai pada hari ini tidak lain adalah sebagai upaya untuk menyelamatkan ekosistem bawah laut melalui pertukaran informasi dan pengalaman yang pada akhirnya dapat menggugah rasa cinta kita akan kekayaan alam yang ada terutama wilayah pesisir pantai yang terbentang dari sabang sampai merauke wilayah Indonesia”, tegasnya Jumat ( 3/11).
Adanya Diskusi Internasional ini nyatanya tidak disia – siakan oleh para peserta salah satunya Zahra Mutmainah Mahasiswa Biologi asal Universitas Negeri Jakarta ini dengan antusias hadir pada diskusi yang diadakan di kawasan sejuk dan ramah lingkungan ini. dengan wajah berbinar Zahra menuturkan bahwa dengan adanya pembicara Internasional pada diskusi kali ini makin membuktikan bahwa pesona keindahan alam Indonesia memang sudah tidak diragukan lagi.
Namun seiring berjalannya waktu tegas perempuan 21 tahun ini, kecerobohan serta keserakahan manusia untuk meraup keuntungan yang sebesar- besarnya dengan menghalalkan segala cara malah membawa kondisi kekayaan alam di Indonesia ada pada titik yang sangat mengkhawatirkan salah satunya dengan seringnya para nelayan menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan. Hal inilah yang membuat ia sebagai mahasiwa penggiat lingkungan untuk berkontribusi perihal penyuluhan serta pemberian informasi yang baik dan benar kepada generasi muda kedepan, ungkapnya lirih.
Bagikan :