Jakarta [UNAS] – Namanya Murni Nurmani, seorang mahasiswa Sastra Jepang Universitas Nasional (UNAS) yang baru saja pulang dari studinya di Jepang. Murni yang mendapatkan kesempatan untuk belajar selama satu semester di Sacred Heart University Tokyo, Jepang ini menceritakan pengalamannya selama berada di Negeri Sakura.
Ia mulai berangkat ke Jepang pada bulan Maret sampai Agustus 2016. Murni menjadi satu-satunya mahasiswa Indonesia di Sacred Heart bersama puluhan mahasiswa lain dari seluruh dunia.
“Selain mengaplikasikan bahasa Jepang yang sudah ia pelajari di Universitas Nasional, saya juga mempelajari budaya dan sejarah Jepang bersama mahasiswa internasional lainnya,” cerita Murni
Pengalaman yang menurutnya paling mengesankan selama di Jepang adalah menjalani ibadah puasa sendiri disana. “Disana pas kebetulan bulan ramadhan juga, jadi benar-benar merasakan rasanya puasa sendirian,” ungkapnya.
Kebiasaan seperti cepat dan tepat waktu yang merupakan khas orang Jepang dirasakan sendiri oleh mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra angkatan 2012 itu. “Kita sudah gak bisa lagi telat-telat seperti di Indonesia, harus rajin dan tepat waktu,” kata Murni
Murni juga menceritakan bahwa di Jepang tidak ada tong sampah dimana-mana seperti di Indonesia. Kebiasaan orang Jepang adalah mengantongin sampah yang mereka gunakan dan baru dibuang saat dirumah karena tidak boleh membuang sampah sembarangan. “Bahkan di Jepang penggunaan eskalator pun berbeda, di sebelah kanan khusus pengguna yang jalan sampai atas dan yang kiri khusus pengguna yang diam sampai atas,” terang Murni.
Tidak hanya murni, mahasiswa Sastra Jepang yang beruntung bisa Jepang adalah adalah Asni Navia dan An’nisaa Damayanti. Asni Navia mengikuti program ke Sacred Heart sebelum Murni, sedangkan An’nisaa Damayanti akan berangkat ke Jepang pada tanggal 19 September 2016 sampai 27 Januari 2017.
Bagikan :