Jakarta (UNAS) – Fakultas Biologi dan Pertanian Universitas Nasional (FBP UNAS) mengadakan Kuliah Umum bersama KEHATI dengan tema “Pengelolaan Dana Abadi untuk Lembaga Konservasi”, pada Rabu, 14 Agustus 2024, di Ruang Seminar Lt. 3, Menara UNAS, Ragunan.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan bagi mahasiswa dan dosen mengenai strategi pengelolaan dana abadi yang berkelanjutan, khususnya dalam mendukung aktivitas lembaga-lembaga konservasi. Acara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati melalui pengelolaan dana yang lebih efektif dan berkelanjutan
Adapun materi tersebut disampaikan oleh narasumber yaitu Riki Frindos selaku Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI yang dimoderatori oleh Dekan FBP UNAS Dr. Fachruddin Majeri Mangunjaya, M.Si. Guru Besar Biologi UNAS Prof. Dr. Dedy Darnaedi, dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam aktivitas konservasi, suatu pendanaan harus selalu ada, jika tidak ada dana aktivitas konservasi tidak bisa berjalan dengan baik. Maka dengan adanya dana abadi ini, tambahnya, tantangan teknis didalam konservasi bisa hadapi.
Prof. Dedy melanjutkan bahwa dana abadi saat ini, berbeda dengan dulu. Menurutnya dana abadi saat ini bersifat stationable. “Jadi dananya tidak statis tapi terus bertambah besar dan terus bergulir,” katanya. Oleh karena itu, kata Prof. Dedy, dengan adanya dana abadi ini, diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku konservasi guna mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati.
Sementara itu, Dekan FBP UNAS Dr. Fachruddin Majeri Mangunjaya, M.Si. dalam pengantarnya mengatakan bahwa lembaga atau pelaku konservasi perlu belajar banyak bagaimana mengelola endowment fund. Menurutnya, mengelola dana abadi itu tidak mudah. Diperlukan pengetahuan finansial yang baik disamping pengetahuan praktis dibidang biologi.
“Kita berada di trilogi pembangunan berkelanjutan, yaitu ekonomi, ekologi, dan sosial. Jadi kalau kita berada di sosial, juga harus ada ekonomi, kalau kita belajar di ekologi harus ada juga ekonomi,” jelas Fachruddin. Melihat akan hal itu, Fachruddin berencana memasukkan internasional funding sebagai kurikulum di program studi biologi. Hal itu, dalam rangka memberikan pemahaman kepada mahasiswa bagaimana pendanaan dari luar bisa dikelola dengan baik.
Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos mengatakan aktivitas konservasi jika dilakukan oleh pihak yang profesional dipercaya menghasilkan hasil yang baik. sehingga dalam melakukan hal itu dibutuhkan sebuah resources.
Ia melanjutkan, resources (uang) dapat digunakan untuk membiayai berbagai perlengkapan yang dibutuhkan dalam aktivitas konservasi. Oleh karenanya, endowment fund sangat penting saat ini untuk menjalankan konservasi.Riki juga menjelaskan bahwa endowment fund diputar di pasar modal dalam bentuk saham dan obligasi. Hasil dari perputaran dana ini diperoleh imbalan yang dipakai untuk membiayai program bantuan hibah yang dilaksanakan oleh mitra KEHATI.
Bantuan KEHATI dapat berbentuk dana hibah, tenaga ahli, konsultasi dan berbagai bentuk fasilitasi bagi kegiatan LSM, KSM, lembaga penelitian, pendidikan dan pelatihan serta berbagai organisasi dan komponen masyarakat madani yang memiliki program dan kegiatan sejalan dengan program KEHATI, pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara adil dan berkelanjutan. (*DMS)
Bagikan :
