Fakultas Teknik dan Sains (FTS) Universitas Nasional pun bertekad untuk terus menciptakan paten – paten atas inovasi alat yang dibuatnya sebagai sumbangsih nyata bagi bangsa Indonesia. |
Jakarta [UNAS] – Salah satu keberhasilan teknologi sebuah negara, dapat dilihat dari seberapa banyak penemuan dan penciptaan alat teknologi tepat guna dan penciptaan hak paten untuk alat tersebut. Untuk itu, Fakultas Teknik dan Sains (FTS) Universitas Nasional pun bertekad untuk terus menciptakan paten – paten atas inovasi alat yang dibuatnya sebagai sumbangsih nyata bagi bangsa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Teknik dan Sains (FTS), Ir. Ajat Sudrajat, M.T saat ditemui di ruangannya, Blok IV Lantai 2, Rabu (27/8). Lebih lanjut, Ajat juga menegaskan bahwa tekad tersebut telah dibuktikan oleh FTS Unas dengan menciptakan berbagai alat teknologi tepat guna dan mempatenkannya. Salah satunya adalah alat Portabel Phototerapy FIMS 311 yang berhasil meraih juara III pada ajang Lomba Cipta Tingkat SLTA dan Perguruan Tinggi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Daerah Khsusus Ibukota Jakarta pada 18 Agustus 2014 lalu. “Alat yang saat ini diikutsertakan saya rasa cukup fenomenal, dalam arti kami tidak hanya berkutat pada alat yang berkaitan dengan energi saja, tapi juga alat kesehatan. Saya sangat menghargai orang – orang yang terlibat dalam pembuatan alat ini, karena mereka memikirkan untuk membantu masyarakat di bidang kesehatan. Terlebih, mereka juga memikirkan bagaimana masyarakat yang ada di desa, terutama yang memiliki penyakit kulit ini dapat terobati dengan alat yang dapat dibawa kemana – mana. Jadi, bukan manusia lagi yang mendatangi alat tersebut ke rumah sakit, tapi alat tersebut yang mendatangi manusianya yang sakit,” papar Ajat. Melalui alat yang diciptakan oleh alumni Teknik Fisika, Syafaat dengan dibimbing oleh Fitria Hidyatanti, S.Si.,M.Si dan Prof. Sunartoto, M.Eng tersebut berhasil membawa FTS Unas menjadi juara III dengan perolehan nilai 3.653 bersanding dengan juara I yang diraih oleh Politeknik Negeri Jakarta melalui alat Sistem Informasi Elektronik pada Restoran, dan juara II yang diraih oleh Universitas Negeri Jakarta melalui alat Automatic Trans Jakarta Security System. Adapun kriteria teknologi tepat guna dalam perlombaan ini diantaranya adalah alat tersebut dibuat sendiri tanpa unsur dari orang lain, menggunakan bahan – bahan lokal sehingga harganya terjangkau, dan dapat memberikan manfaat secara luas bagi masyarakat. “Alat itu dapat dikatakan tepat guna jika memang tepat secara penggunaannya, mudah, harganya terjangkau dan kalau bisa alat tersebut juga bisa dibuat oleh masyarakat. Dalam hal ini masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat akademik yang paham ilmunya. Alat yang diciptakan oleh FTS kali ini saya bilang tepat guna, karena mungkin di Indonesia memang sudah ada tapi dalam bentuk besar dan tidak bisa dibawa kemana – kemana, sedangkan melalui inovasi yang dilakukan akhirnya alat ini menjadi mudah digunakan dan dibawa kemanapun. Oleh karena itu, setelah membuat alat ini langsung kami patenkan. Tinggal mendapatkan izin baik dari kementerian kesehatan atau pihak yang memiliki otoritas untuk dapat digunakan secara legal,” jelas Ajat. Tidak hanya sampai disitu, bagi Dekan Fakultas Teknik dan Sains (FTS) Universitas Nasional ini, menang ataupun kalah dalam sebuah perlombaan bukanlah menjadi hal terpenting yang perlu dipikirkan. Melainkan bagaimana FTS Unas dapat menonjolkan berbagai alat baru dengan inovasi baru juga kepada masyarakat luas. Ajat berharap, kelak setiap alat yang diciptakan oleh mahasiswa FTS lainnya dengan dibimbing oleh dosen – dosen tersebut juga bisa langsung mendapatkan hak paten dan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. (Herlina, A.Md. ) |
Bagikan :