{:id}JAKARTA ( UNAS) – Dalam rangka memperingati hari peduli sampah nasional yang jatuh pada hari selasa (21/2) Himpunan Mahasiswa Biologi Universitas Nasional yang bekerjasama dengan BScC Indonesia, Simpul Indonesia, Pusat Kajian Lingkungan dan Konservasi Alam Fakultas Biologi UNAS, Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Biologi UNAS, Pusat Riset Primata UNAS, Biological Bird Club “Ardea”, “LUTUNG” Forum Studi Primata, Marine Conservation Club (MCC), Kelompok Studi Penyu Laut (KSPL) “Chelonia”, Kelompok Studi Ekologi Perairan Fakultas Biologi UNAS dan Biodiversity Warriors melakukan aksi nyata dalam bentuk pemungutan sampah dilingkungan kampus Universitas Nasional.
Salah satu koordinator aksi yang saat ini masih tercatat sebagai Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Biologi Universitas Nasional dan sekaligus sebagai Ketua BScC Indonesia. Ahmad Baihaqi atau yang akrab disapa Abay ini menuturkan bahwa kegiatan kali ini dilatar belakangi atas keprihatianan akan kondisi Tempat Pembuangan Akhir ( TPA) yang sangat buruk sehingga sangat menggangu keadaan lingkungan sekitar bahkan menurut data pada 21 Februari 2005, terjadi longsoran TPA di Leuwigajah Jawa Barat yang menelan ratusan korban meninggal dan menyebabkan 2 kampung adat hilang dari peta. Maka untuk mengenang tragedi itu Pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah Nasional ( HPSN).
Maka untuk menjawab tantangan tentang keadaan sampah yang juga mengancam satwa liar dan ekosistemnya. Sebanyak 218 delegasi penggerak dan penggiat persampahan dari 22 Provinsi di Indonesia berkumpul di Solo pada September 2016 yang mendeklarasikan “Indonesia Bebas Sampah 2020”. Setidaknya ada 13 isu utama persampahan di Indonesia yang menjadi fokus bagi kita untuk bersama – sama mencari solusi bagi permasalahan lingkungan sekitar. Ketigabelas isu utama persampahan di Indonesia yaitu melalui pendidikan formal non formal, solusi sampah di tanah atau ruang yang tidak semestinya, upaya pengurangan sampah, solusi sampah organik, strategi keberlanjutan, teknologi tepat guna, pergerakan dan kegiatan di ruang publik, penegakkan hukum, kepemimpinan & kelembagaan, solusi di wilayah-wilayah dengan akses terbatas, terpencil, terluar, solusi sampah anorganik, strategi pembiayaan dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Ditemui saat kegiatan aksi Universitas Nasional Tri Rahmaeti,selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Biologi Universitas Nasional menuturkan alasan dilakukannya aksi ini. “Aksi ini dilakukan agar seluruh masyarakat di lingkungan kampus Universitas Nasional khususnya yang peduli terhadap isu persampahan dapat berkolaborasi dan ikut ambil bagian dalam bergerak untuk Indonesia #BebasSampah2020,” ujarnya.{:}{:en}JAKARTA (UNAS) – In order to celebrate the national garbage matter which falls on Tuesday (21/2) Biology Student Association in cooperation with the National University BScC Indonesia, Node Indonesia, the Center for Environmental Studies and Nature Conservation UNAS Faculty of Biology, School of Graduate Studies Masters in Biology UNAS, Primate Research Center UNAS, Biological Bird Club “Ardea”, “Javan” Study Forum Primates, Marine Conservation Club (MCC), Study Group Sea Turtle (KSPL) “Chelonia” Study Group Aquatic Ecology Faculty of Biology UNAS and Biodiversity Warriors implement concrete action in the form of waste collection National University campus environment.
One of the coordinators of the action which is still listed as a student Graduate School Master of Biology National University and also as Chairman of the Indonesian BScC. Ahmad Baihaqi or familiarly called Abay is said that this activity was triggered over concerns are going to shape the final disposal (landfill) are so bad that very disturbing nature of the surrounding environment even according to data on February 21, 2005, there was an avalanche of landfill Leuwigajah West Java resulted in hundreds of deaths and led to two indigenous villages disappeared from the map. So to commemorate the tragedy, the Indonesian government set February 21 as the Day of National Waste Concern (HPSN).
So to answer the challenge of the state of waste that also threaten wildlife and ecosystems. A total of 218 delegates and activists driving waste out of 22 provinces in Indonesia gathered in Solo in September 2016, declaring “Trash Free Indonesia 2020”. There are at least 13 major issues of waste in Indonesia, which became a focus for us to be together – together find solutions for the problems of the environment. Thirteen major issues of waste in Indonesia is through formal education non-formal, solution trash on the ground or space undue, minimizing wastage, the solution of organic waste, sustainability strategies, appropriate technology, movements and activities in public spaces, law enforcement, leadership & institutional, solutions in areas with limited access, remote, outermost, inorganic waste solutions, financing strategy and the place of final processing (TPA).
Encountered when the activities of the Universitas Nasional Tri Rahmaeti action, as Chairman of the Biology Student Association, National University said the reason for this action. “This action was carried out so that the whole community at the National University campus environment particularly concerned with the issue of waste can collaborate and take part in the move to Indonesia # BebasSampah2020,” he said.{:}
Bagikan :