Jakarta (UNAS) – Sebagai bentuk upaya meningkatkan mutu pembelajaran, Badan Pengembangan Kurikulum Universitas Nasional (BPK) mengadakan rapat koordinasi, evaluasi magang dan studi independen bersama ketua program studi yang ada di Universitas Nasional. Kegiatan yang digelar pada Rabu (30/11) bertujuan untuk menjelaskan pemahaman tentang teknis pelaksanaan program MBKM maupun Studi Mandiri di Ruang Rapat Cyber Universitas Nasional.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Unas, Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A.,M.M., menyampaikan UNAS sedang mempersiapkan MBKM mandiri atau Studi Independen dan program tersebut bisa masuk dalam kurikulum perkuliahan.
“Selama beberapa waktu kita sudah melakukan studi banding ke beberapa universitas, memang selain mereka mengikuti program MBKM dari pemerintah juga mempunya program MBKM mandiri. Di UNAS sendiri juga akan menerapkan hal serupa tentunya tergantung Prodi untuk mempersiapkan seperti apa dan kita akan support dari BPK untuk pelaksanaan dan teknisnya”, paparnya.
Selain itu, kata Suryono mahasiswa tidak hanya dibekali bidang ilmu yang ada di Program Studi tetapi juga diberi pengetahuan di bidang lain sehingga ketika melakukan program magang sudah ada basic kerja.
Menurutnya, Program MBKM baik yang dari pemerintah maupun MBKM mandiri nantinya akan masuk dalam indikator penilaian akreditasi. “Sehingga, jika ingin mendapatkan nilai Unggul, UNAS harus mulai melakukan program MBKM”, tegasnya
Sementara itu, Koordinator Program MBKM BPK Mochdar Soleman, S.I.P., M.Si .,mengatakan mahasiswa tekendala dalam melaksanakan program MBKM yaitu mengenai konversi matakuliah. “Untuk program MBKM Mandiri dibuka tanggal 1 Desember sampai 16 Desember, ada beberapa persoalan yang harus kita benahi yang menyangkut mata kuliah dan prodi yaitu mahasiswa dilema dalam mengambil program magang karena mahasiswa yang ikut magang tidak diperbolehkan sedang kuliah di Universitas”, paparnya.
“Sebagian perusahaan inginya mahasiswa magang full time namun juga ada beberapa perusahaan yang memperbolehkan sambil kuliah, ini menjadikan PR untuk mencari solusi yang baik dan tidak ada masalah sehingga mahasiswa tidak merasa keberatan”, pungkasnya. (*TIN)
Bagikan :