Jakarta (UNAS) – Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional dalam setahun ini sedang menjalankan program hibah Ekopesantren. Program ini juga bekerjasama dengan ICSR (Indonesia Consortium for Religions Studies).
Rabu (24/11/2021), dalam rangka memperkuat pelaksanaan program ekopesantren ini, PPI-Unas bersama ICSR memperkenalkan program tersebut kepada Kementerian Agama Republik Indonesia. Program ekopesantren dikembangkan untuk mengintegrasikan antara ajaran agama Islam dengan ilmu pengetahuan lingkungan dalam pendidikan pesantren. Sebagai upaya membangun generasi muslim Indonesia yang siap menghadapi tantangan global sebagai perubahan iklim.
Peneliti ICSR Dicky Sofjan, Ph.D., menyampaikan salah satu alasan ikut bekerjasama dengan PPI-Unas adalah karena PPI-Unas sudah memiliki positioning leverage yang kuat. Adapun hibah program ekopesantren diperoleh dari John Templeton Foundation.
Merupakan salah satu foundation yang sangat terkenal di Amerika dan menjadi pendana yang sangat sulit untuk ditembus. Namun, PPI-Unas berhasil mendapatkan pendanaan untuk tiga tahun hingga 2024.
“ Salah satu alasan ini karena Indonesia dikenal sebagai negara yang maju dalam hal islam dan ekologi. Dan terus terang kalau PPI-Unas dan ICSR saja yang bekerja itu kurang. Jadi harus ada peranan negara disini untuk bisa mencitrakan Indonesia dikhususnya negara-negara islam dan saat G-20 nanti, ” tuturnya selaku Deputy Project Coordinator dalam program ekopesantren.
Setidaknya terdapat 11 orang yang tergabung dalam program ini, yang mana ada tim PPI-Unas itu sendiri. Pertemuan bersama Kemenag ini diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom.
Direktur Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren Kemenag RI Dr. H. Waryono Abdul Ghafur, S.Ag., M.Ag., menyambut baik dan gembira atas ajakan kerjasama dalam program ekopesantren. Terutama yang mengangkat isu ekologi.
“ Ini juga menjadi maqashid syari’a kita, itu salah satunya adalah ‘hifdzul bi’ah’ untuk menjaga lingkungan hidup. Kami terbuka, nanti monggo teknisnya atau kami dimana bisa ikut berkontribusi, ” ucap Waryono.
Pada kesempatan ini, Kepala PPI-Unas Dr. Fachruddin Mangunjaya, M.Si., memberikan presentasi langsung untuk memperkenalkan program ekopesantren sekaligus program PPI-Unas. Ekopesantren sendiri merupakan program yang digagas oleh PPI-Unas.
Ia menjelaskan, alasan pemilihan program ekopesantren yaitu atas kesadaran perubahan iklim dan realitas kerusakan lingkungan. Serta, pesantren sendiri secara parsial sudah melakukan langkah-langkah peduli lingkungan. Namun diantara pesantren yang sudah luar biasa dalam melakukan program, masih ada pesantren yang masih harus mendapat pendampingan.
“ Saya yakin, ekopesantren dalam hal ini akan menjadi leading sector dalam pendidikan ekologi seluruh dunia. Kemudian dapat berkontribusi, kalau nanti sudah melalukan program ekopesantren, nanti ada shared knowledge untuk membagi pemahaman, ” jelas Fachruddin yang menjadi Ketua Program Ekopesantren.
Program ekopesantren dilaksanakan pada tahun 2021-2024. Terdapat 3 agenda aksi dalam pelaksanaan ekopesantren ini. Seperti yang disampaikan oleh Kepala PPI-UNAS, pada tahap pertama di tahun 2021/2022 antara lain ada kegiatan pengembangan draft tracking ekopesantren (www.ekopesantren.com).
Kemudian, melakukan pengayaan pengetahuan tentang islam, lingkungan hidup, dan perubahan iklim melalui penerbitan buku Generasi Terakhir: Aktifisme Dunia Muslim Mencegah Perubahan Iklim dan Kepunahan Lingkungan Hidup. Serta menyeleksi dan melibatkan 50 pesantren dan santri berjumlah 500-1.000 orang.
Pada tahap kedua, di tahun 2022/2023, diagendakan akan melakukan peluncuran ekopesantren tracking secara nasional, pelatihan dan pendampingan melalui daring dan luring. Juga terdapat pembentukan tim aksi lingkungan di pesantren.
Sedangkan, pada tahap ketiga pelaksanaan hibah, tahun 2023/2024, merencanakan untuk mengadakan massive open online course (berakreditasi universitas dan Kemenag/MBKM) dan mengeluarkan dua tesis magister biologi konservasi atau studi islam bidang lingkungan hidup dan perubahan perilaku. Serta, rencana tindak lanjut dan sustainability issue.
Mendengar penjelasan tersebut, Waryono memberikan respon positif dan membuka peluang seluas-luasnya. Beliau memberikan jawaban strategis yang menyelaraskan program yang ada di Kemenag dengan program ekopesantren. Salah satunya dengan memberikan support penerbitan buku Generasi Terakhir dalam bahasa arab dan pengadaan Ekopesantren Award yang diadakan pada tahun ketiga. (*ARS)
Bagikan :