Jakarta [UNAS] – Sebagai negara agraris, petani Indonesia dituntut melakukan inovasi serta solusi di bidang pertanian. Salah satunya adalah kembali ke pertanian organik yang memiliki banyak manfaat. Untuk itu, Fakultas Pertanian Universitas Nasional (Unas) mengadakan Pelatihan Pengembangan Kepeloporan Pemuda Bidang Teknologi Tepat Guna dan Ketahanan Pangan (16/12). Pelatihan ini mengangkat tema ‘Pertanian Organik, Teknologi Tepat Guna Membangun Ketahanan Pangan dan Kelestarian Lingkungan’.
Seminar ini mengundang Neveauty Genetica dari Pasar Organik Produk Indonesia (POPI) dan Haruna Tsumari dari Nagasaki Institute Applied Science Japan sebagai narasumber. Pesertanya sendiri berasal dari mahasiswa pertanian dari beberapa Universitas di seluruh Indonesia.
Neveauty mengungkapkan bahwa mahasiswa harus sadar bahwa pertanian organik itu bisa menjadi jawaban untuk menuju ke swasembada pangan atau kemandirian pangan. “Selain itu juga kondisi konsumen yg mengkonsumsi organik jauh lebih baik daripada yang menggunakan non organik,” ujarnya.
Manfaat lainnya dari tanaman organik dibandingkan dengan konvensianal adalah buah dan sayur-sayuran lebih tahan diruangan karena anti oksidan nya lebih tinggi. Ini disebabkan karena jika ditanam secara organik tanaman lebih dapat menyerap gizi lebih tinggi.
Bahkan, Pertanian organik ini mengembalikan fitrah tanah. Dengan menggunakan bahan alami seperti kompos tanah kembali subur.
Mahasiswa Pertanian sendiri, Abrar, menjelaskan bahwa ternyata petani Indonesia sudah mulai tertinggal dengan petani organik di luar negeri. Begitupun dengan Neveauty yang berharap nantinya para mahasiswa bisa menjadi petani organik.
“Harapannya mereka bisa menjadi petani organik, apa itu memproduksi atau menanam setidaknya ada kesadaran karena kita juga menuju revolusi mental. Jadi lebih sadar lagi akan bahaya bahan kimia untuk semua,” tutup Neveauty. (Kontributor : Dian Afriliani)
Bagikan :