Jakarta (UNAS) -19 Agustus ditetapkan sebagai Hari Orangutan Sedunia, Fakultas Biologi UNAS bersama Pusat Riset Primata memperingati Hari Orangutan Sedunia dengan mengadakan webinar pada Kamis (19/8).
Dengan mengusung tema, “Mengenal Orangutan Melalui Stasiun Riset di Indonesia” Wakil Rektor Bidang PPMK Unas Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt berharap akan bisa mendorong generasi muda untuk termotivasi dalam melestarikan Orangutan.
“Memaluli teknologi yang semakin canggih sekarang, tidak ada lagi halangan untuk melangsungkan kegiatan, kegiatan seperti ini saya harap bisa disosialisasikan kepada seluruh banyak pihak termasuk generasi muda, visi misi kita harus bisa diteruskan oleh generasi muda untuk melestarikan Orangutan” terang Erna dalam sambutan.
Orangutan adalah salah satu spesies kera besar yang keberadaannya sangat penting dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan ekosistem. Orangutan sumatera merupakan satwa yang dilindungi dan masuk dalam redlist IUCN dengan status Critically endangered/ Kritis. Orangutan merupakan satwa endemik Indonesia yang secara umum terbagi dalam dua spesies yaitu Pongo pygmaeus yang tersebar di Kalimantan dan Pongo abelii alias orangutan Sumatera.
Pada webinar ini para perserta diajak untuk melihat pengalaman para peneliti Orangutan yang ada di Kalimantan dan Sumatra, mereka para peneliti menceritakan beragam kebiasaan dan makanan Orangutan secara detail. Ajang seperti ini yang bisa mengugah semagat generasi muda peneliti untuk bisa berkarya dan mencipta, demi kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Kegiatan peringatan Hari Orangutan Sedunia Fakultas Biologi UNAS dengan PRP dibagi menjadi dua sesi dengan beberapa narasumber antara lain; sesi pertama diisi oleh Lita Kabangnga S.Hut.Mp (PEH Madya TN Kutai), Ranie Djojoasmoro, M.Si (OFI), Hendra Gunawan, MP. (OF-UK), Andi Muhammad Khadafi, M.Si (Kepala TN Sebangul), Prima Lady, S.Si (Biologi Universitas Nasional), Tri Wahyu Susanto, M.Si (Yayasan Palung), Tri Rahmawati, S.Si (Biologi Universitas Nasional), Julius P Siregar, M.Si (SOCP-YEL) dan Sheila Kharismadewi, S.Si (SOCP- YEL).
Sementara untuk sesi kedua diisi oleh Ir. Jefry Susyafrianto, M.M (Kepala BB TN Gunung Leuser), Dr. Herman D Rijksen (Founder Ketambe RS), Prof. Dr. Carel Van Schaik(Zurich University), Dr. Tatang Mitra Setia (Universitas Nasional), Drs. Ary S. Suhandi (INDECON), Dr. Fitriah Basalamah (PRP-UNAS), Misdi, M.Si (Universitas Syiah Kuala), Rina Mutia, S.Si (Forum Konservasi Leuser dan Arwin (Forum Konservasi Leuser).
Dalam paparanya, Lita Kabangnga S.Hut.Mp (PEH Madya TN Kutai) menjelaskan bahwa taman nasional kutai merupakan satu-satunya stasiun riset Orangutan. “ Dari dulu ini sering disebut juga taman nasional kutai yang terletak di provinsi Kalimantan Timur, merupakan satu-satunya stasiun riset dengan kekhasan sifat Orangutan lebih adaptif, interval kelahiran lebih dekat,” jelasnya.
Tak kalah menarik, Dekan Fakultas Biologi sekaligus narasumber acara Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si juga mengenalkan stasiun riset Ketambe. “ Inspirasi ini dari saya adalah Ketambe, keunikan di Ketambe ada perimata dan Orangutan jantan yang ketika tidak ada betina akan begitu rame dan sering sekali menggunakan loncall, membunyikannya dengan jelas ketika sore hari,” terangnya. (*TIN)
Bagikan :