Jakarta (UNAS) – Dengan dukungan dari John Templeton Foundation (JTF), Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI UNAS) tengah mengembangkan program ekopesantren. Sebagai inisiatif yang dikembangkan oleh PPI UNAS dalam menghadapi tantangan global yang kini dihadapi yaitu dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
Melalui pengintegrasian antara ajaran agama Islam dan ilmu pengetahuan dalam pendidikan pondok pesantren. Program ini akan berlangsung selama tiga tahun di 50 pondok pesantren di wilayah Jawa dan Sumatera.
Untuk menyukseskan program Ekopesantren ini turut melibatkan tiga pondok pesantren sebagai benchmarking dan stakeholder terkait. Antara lain, Kementerian Agama, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, dan Dirjen PPI Kementerian LHK.
Pada Rabu (19/1/2022), PPI UNAS mengadakan kegiatan konsultasi rancangan program ekopesantren bersama pondok pesantren dan para pemangku kepentingan yang diselenggarakan secara hybrid.
Direktur Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Dr. Waryono Abdul Ghafur, M.Ag., menyampaikan bahwa melalui program ini dapat mengembangkan pesantren. Tidak hanya pada bidang ekonomi untuk tercapai kemandirian, namun juga menjadi pioneer dalam menjaga lingkungan.
“Dan ini sebenarnya adalah cara pesantren untuk bisa punya peran lebih luas kepada masyarakat sehingga tanah yang ditempati oleh pesantren dan sekitarnya menjadi tanah yang produktif,” tutur Waryono.
Sebagai tuan rumah, Wakil Rektor Kerjasama Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNAS Prof. Ernawati Sinaga, MS.Apt., mengatakan bahwa UNAS sangat siap untuk melaksanakan apa-apa yang berkaitan dengan ekopesantren ini. Selain itu juga mengingat kembali bahwa Prof. Dr. Sutan Takdir Alisjahbana sebagai salah satu pendiri UNAS sejak awal sudah menyadari akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan.
“Kami di Universitas Nasional ini barangkali punya sedikit ilmu tentang hal-hal seperti ini. Bagaimana memajukan pesantren sehingga bisa melaksanakan salah satu tugas kita sebagai manusia menjaga lingkungan kita. Sehingga ada program ekopesantren yang sudah sejak beberapa tahun lalu yang pada dasarnya merupakan suatu kajian yang dibuat Pak Fachruddin mungkin lebih dari 10 tahun,” kata Ernawati.
Dr. Fachruddin M. Mangunjaya, M.Si., selaku Ketua PPI UNAS turut menuturkan tujuan diinisiasinya program ini sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam tentunya memperkuat khususnya di dalam lingkungan hidup pondok pesantren. Sehingga generasi muda dapat berperan aktif dalam menjawab tantangan terbesar yang dialami dunia yaitu perubahan iklim dan tantangan lingkungan.
Ia menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan ini akan ada tiga pesantren yang menjadi benchmarking yang sesuai dengan kegiatan dan tujuan program ekopesantren. “Kita bawa tiga pesantren ini, apa yang mereka sudah lakukan itu sudah menjadi satu pembelajaran yang bisa kita ambil,” ujarnya.
Adapun tujuan program ekopesantren yang disampaikan antara lain diharapkan tumbuh generasi muda yang beriman, tangguh, dan berkemampuan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan lingkungan hidup. Kemudian sebagai alat penilaian mandiri bagi pondok pesantren untuk menilai tentang kondisi terkini, kegiatan dan kebijakan yang dikembangkan dalam mewujudkan lingkungan pondok pesantren yang ramah lingkungan.
Serta menguatkan peras pesantren yang strategis dalam sistem pendidikan Indonesia. Nantinya akan ada 10 program dalam ekopesantren. Melalui tahapan pembentukan kelompok kerja, pelatihan dan pendampingan, monitoring dan evaluasi serta diadakan penilaian dan penghargaan.
Ketiga pondok pesantren yang terpilih sebagai benchmarking dalam program ekopesantren ini yaitu PP Darunnajah Jakarta, PP Daruttauhid Bandung, dan PP Nurul Iman Bogor. Masing-masing mempresentasikan program-program yang berhubungan antara aktivitas keseharian santri dengan dampaknya terhadap lingkungan. Seperti pengolahan biogas, adanya tempat penampungan air hujan, bercocok tanam sebagai bahan pangan, dan lain sebagainya.
Selain itu, juga ada presentasi dari Kementerian ESDM yang disampaikan oleh Ir. Moris Tanto dan Kementerian LHK oleh Ir. Sinta Saptarina Soemiarno, M.Sc. Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi. Kegiatan ini sebagai rangkaian persiapan pelaksanaan program ekopesantren. (*ARS)
Bagikan :