Jakarta (UNAS) – Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional menyelenggarakan Workshop Penyusunan RPS. Kegiatan yang digelar pada Kamis (11/8) memberikan pengarahan kepada dosen di Prodi Teknik Mesin Unas untuk penyusunan RPS dengan Case Based dan Project Based Learning IKU (Indikator Kerja Utama) bersama narasumber Anggoro S Pramudyo Koordinator Pusat Pengembangan SPADA Untirta.
Dalam materinya, Anggoro memberi saran dalam penyusunan RPS pelaksanaan Program MBKM dilakukan di semester ke 5. “Mahasiswa mulai semester 5 itu boleh melakukan MBKM, kegiatan MBKM ini lebih banyak kegiatannya di luar daripada di dalam kampus jadi mahasiswa lebih senangnya di luar”, paparnya
Ia juga mengharuskan mahasiswa memahami ilmu dasar sebelum melakukan kegiatan diluar kampus. “Dan kegiatan diluar kampus seperti pengabdian, universitas harus menjamin ilmu pengetahuan dasarnya itu sudah tersampaikan dan memastikan mahasiswa memahami ilmu dasarnya”, ucapnya.
Anggoro mengatakan pembelajaran yang berbasis kasus memiliki beberapa sisi positif dan negatif antara lain; Mahasiswanya memiliki pengalaman belajar secara kontekstual, bisa mencakup beberapa CP dan mengembangkan HOTS dan adanya problem solving dan decision making sedangkan sisi kelemahannya seperti; pembelajaran tidak akan berjalan optimal apabila mahasiswa belum menguasai materi dan kasus yang tersaji, membutuhkan waktu yang lama dan pembelajaran tidak efektif apabila dosen tidak kreatif dan aktif mencari kasus-kasus yang relevan.
Sedangkan pembelajaran berbasis proyek, menurut Anggoro bisa letakkan pada semester akhir atau semester 8. “Makanya dengan mendesain awal RPS banyak mata kuliah umum yang diletakkan di awal semester sehingga pada kegiatan restrukturisasi kita coba yang berhubungan dengan prodi kita selesaikan maksimal di semester 4 sehingga untuk pembelajaran berbasis project diletakkan di semester 8”, lanjutnya.
Dalam penulisan RPS, Tugas dosen untuk mendesain CPL dan RPS, Pengisian Komponen Edukasi, dan Bobot/nilai. (*TIN)
Bagikan :