Jakarta (UNAS) – Pandemi virus Covid-19 menjadi sebuah masalah baru yang dihadapi oleh banyak negara di dunia karena virus ini memaksa banyak negara untuk melakukan kebijakan lockdown ataupun work from home untuk mengurangi tingkat penyebarannya yang sangat cepat. Situasi pandemi virus Covid-19 ini juga mempengaruhi banyak sektor-sektor kehidupan yang ada mulai dari sektor kesehatan, sektor ekonomi dan juga pendidikan.
Begitupun dengan kegiatan para perusahaan, dimana perusahaan memiliki kewajiban dalam tanggung jawab sosial. Namun, semenjak kasus pandemi Covid-19 merebak, maka perusahaan perlu mengkalkulasi ulang mengenai sasaran dari CSR mereka sendiri, karena terdapat banyak faktor yang tidak terduga masuk kedalam perhitungan perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial pada masa situasi pandemi Covid-19.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNAS Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si. mengatakan pada situasi pandemi, program Corporate Social Responsibility (CSR) perlu di redesign. Menurutnya, redesign program CSR harus menyesuaikan dengan kondisi pandemi covid-19.
“Dari sisi CSR pada situasi saat ini beberapa yang saya amati dan berdiskusi mereka (perusahaan) melakukan redesign programnya, ada beberapa program yang didesain untuk menangani covid-19,” ujarnya dalam webinar CSR di situasi pandemi covid-19, Jumat (4/9), di Jakarta.
Nonon menyebut redesign program CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan di masa pandemi diantaranya yaitu perubahan status prioritas program, upaya penanggulangan dampak pandemi baik jangka pendek maupun jangka menengah, serta aspek edukasi dan pembelajaran bagi masyarakat, khususnya kelompok sasaran.
“Sehingga diharapkan tetap ada output dalam program CSR yang dijalankan,” kata Nonon.
Ia menuturkan, di masa pandemi covid-19, para perusahaan memiliki berbagai tantangan dalam menjalankan program CSR. Meski demikian, lanjut Nonon, tantangan tersebut bisa menjadi peluang.
“Kondisi pandemi dapat kita balik, tantangan yang menjadi peluang dengan kondisi ini. misalnya seperti bisa menjadi penguatan modal bagaimana kelompok masyarakat atau stakeholder saling bahu-membahu menangani ini (pandemi) sehingga menimbulkan kohesivitas yang tinggi yang kaitan nya perusahaan dengan stakeholder,” ungkap Nonon yang juga dosen fakultas pertanian Universitas Nasional.
Ia menambahkan bahwa, situasi pandemi covid-19 dapat dijadikan momentum untuk membangun citra positif perusahaan. “Selain itu kondisi seperti ini juga sebagai momentum untuk perusahaan bagaimana menguatkan engagement stakeholder untuk sama sama menghadapi pandemi dan ini juga menjadi momentum untuk menjalin relationship antar stakeholder,” tuturnya. (*DMS)
Bagikan :