Jakarta (Unas) – Pusat Studi Sosio Budaya Nusantara (PSSN) Universitas Nasional (Unas) menggandeng Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Unas lakukan lokakarya lingustik, secara onsite, di Ruang Seminar lantai 3 Unas, Selasa (27/09). Kegiatan ini membahas metode pengajaran, penelitian, dan penerapan linguistik terapan sebagai implementasi perspektif multidiplin.
Dalam sambutannya, Kepala PSSN Unas, Iskandarsyah Siregar, S.S., M.Hum., mengatakan, penerapan linguistik terapan merupakan bukan hal yang baru dalam dunia sastra. Namun, implementasi dan penelitian mengenai hal tersebut belum banyak dilakukan.
“Rata-rata linguistik terapan atau applied linguistics hanya diketahui sebagai teori saja, padahal linguistik dapat membedah dan menjadi solusi dalam berbagai persoalan. Oleh sebab itu, pada lokakarya ini kami menyamakan persepsi mengenai linguistik terapan dan melihat bagaimana hal ini diterapkan”, ujarnya.
Hadir sebagai narasumber, Dosen dari Departement of Malaysian Languages and Applied Linguistics Faculty of Languages and Linguistics Universiti Malaya Dr. Samsur Rijal Yahaya menuturkan, linguistik dibagi menjadi dua yakni linguistik umum dan linguistik terapan. Linguistik umum terdiri dari fonologi, fonetik, mortologi, sintaksis, dan semantic. Sementara linguistik terapan merupakan linguistik umum yang digabungkan dengan satu disiplin ilmu yang lain.
“Linguistik itu terus berkembang terutama bagi linguistik terapan yang akan sangat diperlukan pada masa kini dan yang akan datang. Dalam dunia digital, linguistik terapan tersebut dapat ditemukan dalam semua bahan cetakan seperti buku dan lirik lagu, juga di media sosial seperti iklan dan musik. Karena itu, lahan linguistik terapan ini nyaris tanpa batas”, jelasnya.
Sementara itu, Dekan FBS Unas, Dr. Somadi Sosrohadi, M.Pd. juga mengatakan, pembelajaran di FBS Unas kedepannya akan lebih banyak bersinggungan dengan multidisiplin. “Hingga saat ini pun, arah kedepannya FBS Unas akan menuju mata pembelajaran multidisiplin, juga metode penelitian multidisipliner yang dilakukan secara deskriptif kualitatif”, ucapnya. (NIS)
Bagikan :